Mimpi-mimpi yang kita bangun dan menjadi cita-cita dalam hidup berada di tempat yang sama dengan resiko yang akan kita dapatkan. Untuk meraih impian tersebut maka terlebih dahulu yang harus kita lakukan adalah menghindari resiko-resiko yang ada bersamanya. Berpikir untuk lari dari resiko takkan mengantarkan kita pada pintu kesuksesan.
Dalam buku "Change" karya Prof. Rhenald Kasali, PhD. Beliau menyampaikan ada beberapa resiko yang menyebabkan kebanyakan orang sulit untuk bergerak dalam mencapai mimpi, yaitu :
- Resiko finansial : Resiko berupa keuntungan/kerugian material/monetarial.
- Resiko psikologis : Resiko berupa tekanan-tekanan atau imbalan psikologis seperti rasa aman, kebanggaan dan sebagainya.
- Resiko sosial : Seperti penerimaan orang lain, teman, keluarga dan masyarakat.
- Resiko fisik : Gangguan fisik seperti pemukulan, gangguan keamanan diri, sakit dan sebagainya.
- Resiko penampilan : Seperti menjadi tampak buruk, kacau, kurang elegan dan sejenisnya.
- Resiko waktu : Berupa hilangnya atau banyaknya waktu yang perlu dicurahkan untuk mempersiapkan dan mendorong perubahan.
Seringkali enam hal ini yang menjadikan kita untuk mengambil tindakan dalam hidup. Kita cenderung melihat resiko hanya dari sisi kerugiannya saja. Takut kekurangan uang, takut kelelahan, takut waktu habis untuk mengejar mimpi, takut mendapatkan perlakuan yang berbeda dari orang lain dan sebagainya.
Orang-orang yang berjiwa optimis akan melihat enam resiko di atas bukan sebagai resiko, melainkan sebagai bekal untuk menjadikan mereka pribadi yang sukses luar biasa. Banyak contoh orang sukses yang ternyata berasal dari kondisi kekurangan uang, kondisi bermasalah secara psikologis, tidak diterima masyarakat, bahkan orang-orang dengan kekurangan secara fisik, baik karena bawaan sejak lahir maupun karena sakit. Mereka semua sukses mengelola semua hal-hal yang menjadikan banyak orang terhambat untuk berkembang, justru diubah menjadi bahan bakar terampuh yang mengantarkan mereka menuju sukses.
Seringkali orang hanya menginginkan mendapatkan kebahagiaan, sukses dan pencapaian prestasi tinggi tetapi tidak mau mengambil resiko yang harus dihadapi. Bila di ibaratkan bahwa seorang pengusaha yang menginginkan perusahannya untung 1 miliyar perbulan tetapi tidak mau mengeluarkan modal yang sebanding dengan keinginannya maka pengusaha itu belum siap untuk sukses, karena dia hanya menyiapkan dirinya untuk menjadi pengusaha yang hanya mendapatkan keuntungan saja, padahal sejatinya dalam berbisnis sudah pasti ada kemungkinan mendapatkan resiko tertinggi, yaitu kerugian atau bahkan bangkrut selain keuntungan yang luar biasa. Resiko senantiasa membawa dua kemungkinan besar, yaitu kemungkinan sukses besar atau kemungkinan mengalami kerugian yang besar pula.
Mengambil resiko tidak sama dengan melakukan sesuatu atau bertindak tanpa persiapan dan pemikiran yang matang. Berani mengambil resiko bukan tentang seekor semut yang mencoba mengalahkan gajah sendirian, melainkan tentang seekor semut cerdas yang mengajak semut lainnya untuk bekerjasama sampai memiliki kekuatan yang cukup besar dan pada akhirnya mampu mengalahkan gajah. Inilah yang disebut dengan orang-orang yang smart, berani mengambil resiko dengan pertimbangan yang mantap dan penuh perhitungan.
Oleh sebabnya, jika kita ingin mewujudkan mimpi-mimpi di masa depan maka jadilah orang yang smart, yang mampu mengatasi resiko dengan pertimbangan secara cerdas, mantap serta perhitungan yang diterima oleh akal, sehingga melahirkan suatu kekuatan yang luar biasa dalam menempuh kesuksesan. Apapun jenisnya resiko yang dihadapi bila qt mampu berpikir cerdas maka segalanya akan terhindar dari kemungkinan resiko kegagalan ujar Teddy Thiopelus, SE, dalam sebuah ceramah motivasi karyawan perusahan.
No comments:
Post a Comment