PIKIRAN MEMPENGARUHI HASIL~ Kekuatan Pikiran


Manusia pada umumnya mempunyai mata rantai yang tidak terpisahkan. Manusia mempunyai mata rantai antara pikiran, konsentrasi, perasaan, sikap dan hasil. Apa yang dirasakan manusia juga bersumber dari pikiran. Pikiran sangat berpengaruh dalam kegagalan dan keberhasilan. Jika seseorang selama ini telah bekerja keras dan menganggap semua yang ia dapatkan selama ini sia-sia, orang tersebut harus mengubah pola pikirnya. Jangan biarkan diri Anda sampai terus hanyut dengan segala pikiran negatif mempengaruhi diri Anda. Karena hal yang demikian hanya merugikan diri Anda sendiri.

Berikut ini ada sebuah cerita dua orang sahabat sejak SMP. Kedekatan keduanya tidak dapat dipisahkan. Sayangnya, kedua sahabat tersebut tidak cerdas. 
Nama kedua sahabat tersebut adalah Jontra dan Jack. Karena kemampuan yang mereka miliki terbatas, kemudian memutuskan untuk melanjutkan sekolah di SMA swasta pinggiran kota. SMA tersebut kurang diminati karena kualitas yang jauh dibawah sekolah negeri maupun swasta unggul.




Jontra dan Jack sangat mencemaskan masa depan mereka karena mereka berdua bukan dari keluarga yang mampu. Selain itu mereka juga bukan orang yang tergolong cerdas. Keduanya khawatir setelah susah payah berhasil lulus sekolah tidak mendapatkan pekerjaan. Jika saja mereka mempunyai modal, pastilah mereka membuka sebuah usaha sendiri.

Waktu kelulusanpun tiba, Jontra dan Jack sama-sama memandang nanar ijazah mereka. Tiba-tiba Jack berkata pada Jontra, "Lebih baik kita jadi pengangguran saja, tidak ada yang mau menerima kita bekerja. Kita tidak mempunyai nilai yang baik, bahkan modal pun tidak punya. Coba lihatlah sekelilingmu Jontra, lulusan sarjana dengan IPK tinggi pun banyak yang menjadi pengangguran. Apalagi kita yang hanya mempunyai ketrampilan pas-pasan".

Jontra tidak sependapat dengan Jack. Menurut Jontra, mereka tidak akan tahu nasib mereka jika mereka tidak berusaha untuk mencari pekerjaan. Jontra meminta pada Jack jangan putus asa. Bagi Jontra, mereka berdua belum mencoba melamar pekerjaan sehingga mereka tidak boleh menyerah begitu saja.

Satu minggu setelah kelulusan, Jack dan Jontra mulai menulis surat lamaran kerja dan perlengkapan lamaran kerja. Jack dan Jontra sepakat untuk mencari tempat kerja yang berbeda. Mereka berdua beranggapan, jika salah satu diterima yang satu akan merasa sedih. Oleh karena itu mereka memutuskan untuk melamar pekerjaan yang berbeda.

Kini, setiap pagi terlihat pemandangan Jack dan Jontra yang sudah mandi dan berpakaian rapih. Dengan naik kendaraan angkot mereka pergi ke satu tempat ke tempat yang lain untuk mencari pekerjaan. Jack dan Jontra sepakat untuk bertemu satu minggu kemudian untuk saling mengabarkan keadaan mereka.
Satu minggu berlalu, keduanya pun bertemu. Ternyata Jack dan Jontra belum mendapatkan pekerjaan. Jack mengeluh karena selama seminggu ini ia telah pergi ke banyak tempat untuk melamar pekerjaan. Lamaran pekerjaan Jack pun selalu ditolak dengan alasan belum ada lowongan pekerjaan tersedia. Jack menyalahkan dirinya sendiri. Ia menyalahkan begitu bodoh dan miskin hingga tidak mempunyai uang untuk modal membuka usaha.

Berbeda dengan Jontra yang masih mempunyai semangat tinggi. Bagi Jontra akan sangat rugi jika dirinya menyerah dan hanya menjadi pengangguran. Jontra berpendapat jika penolakan biasa terjadi. Penolakan tersebut tidak lantas membuat patah arang dan enggan melanjutkan usaha. Jontra gagal menumbuhkan semangat Jack. Namun Jack berkata pada Jontra, ia akan berusaha satu minggu lagi. Setelah itu, Jack lebih memilih menjadi pengangguran.




Sejak pertemuan itu, Jack dan Jontra tetap mencari pekerjaan masing-masing. Bedanya, Jontra mencari pekerjaan dengan semangat sedangkan Jack terlihat lesuh dan malas. Jontra tidak menyerah untuk naik kendaraan angkot mendatangi setiap tempat. Jack pun membeli surat kabar untuk mencari 
lowongan pekerjaan yang cocok untuk dirinya. Sesekali terlintas dalam pikirannya meyakini bahwa usahanya mencari pekerjaan tidak akan berhasil. Bagi Jack mereka tidak akan menerima dirinya bekerja. Di benaknya mempercayai tempat yang ia lamar pastilah lebih memilih orang yang berpendidikan tinggi, berpengalaman, tidak bodoh seperti dirinya.

Dua minggu berlalu, Jack dan Jontra belum bertemu. Ketika sampai pada minggu ketiga Jontra bertemu Jack di jalan. Ternyata Jontra sudah diterima kerja disebuah bengkel mekanik diluar kota, sementara Jack belum mendapat pekerjaan. Jack berniat untuk menjadi pengemis saja daripada harus bersusah payah mencari pekerjaan. Jontra mengajak Jack untuk memasukkan lamaran kerja ditempat ia bekerja, namun ajakan itu ditolak oleh Jack.

Sepuluh tahun kemudian, Jontra sudah memiliki bengkel dirumah, dan Jack menjadi pengemis. Jack pun tetap tidak mau melamar pekerjaan ataupun bekerja pada Jontra. Dua puluh tahun kemudian Jontra sudah mempunyai rumah mewah dan mobil yang banyak, sedangkan Jack dikabarkan meninggal ketika sedang mengemis.

Itulah cerita singkat mengenai pikiran dapat mempengaruhi hasil. Sejak awal Jontra berpikiran positif, meskipun dengan nilai dan kemampuan yang pas-pasan Jontra tetap mendapat pekerjaan. Bagi Jontra meskipun sebelumnya belum mampu, namun jika terbiasa mengikuti pelatihan dan arahan lama-kelamaan Jontra akan mampu. Jontra sangat berbeda dengan Jack, sejak awal Jack sudah menganggap dirinya gagal dalam menjalani hidup. Bagi Jack sekeras apapun ia berusaha, ia tidak akan mendapat pekerjaan. Hasilnya pun, Jack  tidak mendapat pekerjaan dan pada akhirnya menjadi pengemis dan meninggal dunia.

Seorang pekerja keras haruslah mempunyai rasa percaya diri yang besar. Rasa percaya diri akan membuat dirinya semakin mudah untuk melenggangkan impian yang ia gantungkan. Dengan rasa percaya diri dapat mendorong seseorang untuk maju. Karena rasa percaya diri adalah kekuatan seseorang untuk dapat berkembang dan selalu memperbaiki diri.

Pikiran adalah segalanya. Dari pikiran semuanya berasal. "Ubah pikiran Anda, niscaya kehidupan Anda berubah". (Plato)


No comments:

Post a Comment