PERCIKAN HIKMAH ~ KISAH SEORANG RAJA BERHATI MULIA




Di zaman dahulu kala, berdiri sebuah kerajaan megah yang menguasai beberapa wilayah yang sangat luas dan kaya raya akan hasil bumi. Seluruh penduduk dalam wilayah kekuasaan kerajaan sangat tunduk dan patuh pada aturan kerajaan. Meskipun berlandaskan aturan ke islaman, seluruh penduduknya hidup dengan penuh kedamaian dan tentram, walau di antara penduduk tidak seiman kepercayaan. Seorang raja yang sangat di hormati dan taat beribadah dalam ajaran ke islamannya memberikan instruksi pada seluruh ponggawa kerajaan untuk selalu mengerjakan amalan kebaikan dalam keistanaan kerajaan seperti menegakkan sholat lima waktu.
Hal ini ternyata sangat merubah kehidupan keistanaan kerajaan menjadi orang-orang yang ahli ibadah.

Suatu ketika, melihat para ponggawa kerajaan berubah menjadi orang-orang yang taat beribadah pada Allah, sang raja sangat merasa terharu hingga memanggil beberapa orang ponggawanya untuk menyampaikan syiar islam ke seluruh wilayah kekuasaan kerajaan agar para penduduk penganut agama islam untuk melaksanakan perintah sang raja, yakni mengerjakan amalan kebaikan dan menegakkan sholat lima waktu.
Hari demi hari berlalu, tatanan hidup kerajaan semakin melekat ke islaman di hati para ponggawa kerajaan yang tak henti-hentinya melakukan amal kebaikan. Sementara sang raja masih mengkhawatirkan para penduduk di luar istana.

Beberapa kali dalam tidurnya, sang raja memimpikan penduduk luar istana lebih banyak mengerjakan perbuatan kemaksiatan dan kemungkaran dibanding kebaikan. Sampai-sampai keringat dingin mengucur membasahi keseluruh tubuh dan jubah putihnya. Merasa hal yang tak beres dengan situasi diluar istana, ke esokan harinya sang raja menceritakan mimpinya itu di depan para penasehat kerajaan akan arti atau tanda apa yang dilihat dalam mimpinya itu, sehingga di utus beberapa orang ponggawa kerajaan untuk memastikan situasi penduduk yang ada di luar istana.

Sekembalinya beberapa orang ponggawa kerajaan ke istana yang ditugaskan tadi, lalu di ceritakan hal yang mereka jumpai akan situasi penduduk sesuai apa yang mereka lihat, bahwa ternyata apa yang dilihat sang raja dalam mimpinya itu adalah hal yang benar. Setelah mendengar laporan dari ponggawa kerajaan, membuat sang raja merasa sangat bersalah hingga meneteskan airmata, tersunggkur sujud dan berzikir memohon ampun pada Allah.

Tiga hari tiga malam kesedihan masih terpancar di wajah sang raja. Kedua matanya terlihat membengkak tak tahan menahan airmata. Dalam hatinya seperti teriris sembilu. Namun sebagai seorang raja yang sangat dihormati diseluruh wilayahnya, Ia membuat suatu putusan berani keluar istana melakukan blusukan untuk lebih memastikan situasi penduduknya. Dengan dibantu dua orang ponggawa kerajaan yang ikut bersamanya, selesai sholat magrib mereka pun bergegas ke luar istana.

Dalam perjalanan mereka, dilihat sang raja seseorang sedang berjalan sempoyongan dengan di tangannya menggenggam guci berisi minuman keras. Semakin mendekat orang itu berjalan tiba-tiba terjatuh dan meninggal dunia. Sang raja dan kedua ponggawanya yang menyaksikan kejadian itu, langsung meminta pertolongan warga yang lewat disitu untuk membantu mayat yang tergeletak disitu, namun tak seorangpun yang menghiraukannya. Kurang lebih 50 orang yang lewat tapi tak satu pun yang mempedulikan mayat itu tergeletak di tanah. Hingga akhirnya dengan terpaksa bertindak kasar dua ponggawa kerajaan yang dibekali ilmu beladiri menghentikan beberapa warga yang lewat untuk diminta keterangan mengapa mayat ini tidak ada seorang pun yang mau menggotong dan membawa ke rumah keluarganya. 

Dari keterangan yang diperoleh dari beberapa warga bahwa orang itu selama hidupnya, setiap malam selalu pulang dalam keadaan sempoyongan dan ditangannya menggenggam guci minuman keras. Selain itu juga orang ini setiap hari masuk ke tempat hiburan wanita malam. Itulah sebabnya warga membenci orang ini. Lalu, sang raja meminta warga untuk menggotong mayat itu ke rumah keluarganya. Sesampai di depan rumah keluarganya, sang raja mengetuk pintu dan memberi salam lalu terdengar balasan sahutan salam dari dalam rumah dan keluarlah istri dari mayat tersebut sambil berkata, "Ada apa gerangan malam begini ramai-ramai datang ke rumah ini". Sang raja menjawab "Apakah orang ini suami anda?" Ya, Dia suamiku. Apa yang terjadi dengan suamiku?" jawab sang istri.

Kemudian Sang raja menjelaskan "Suamimu tadi kami temukan tergeletak di jalan dengan kondisi sudah meninggal, lalu kami antarkan kesini". Mendengar itu sang istri seperti disambar petir, tubuhnya menjadi lemas hampir pingsan dan berucap "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un". Sang istri di papah warga masuk kedalam rumah bersama mayat sang suaminya. Setelah beberapa menit menunggu kondisi sang istri membaik, lalu sang raja bertanya, "Selama hidup sang suami, amalan baik apa yang pernah dilakukannya?" Sang istri menjelaskan "Sebetulnya suamiku adalah orang yang sholeh, Dia selalu mengerjakan sholat, Dia suami yang sangat bertanggungjawab dalam menafkahi ku dan anak. Setiap selesai sholat subuh berjamaah bersamaku dan anak di rumah, suamiku menunggu waktu sholat dhuha lalu pergi berdagang. Rezeki yang di dapatnya hari itu, sebagian ia nafkahi untuk keluarga, sebagian ia sedekah, sebagian juga ia beli minuman keras namun bukan untuk ia konsumsi tapi ia buang agar berkurang orang yang meminum minuman keras karena sudah habis di beli suamiku. Memang benar suamiku setiap hari mengunjungi tempat hiburan wanita malam, tapi bukan ia berbuat zina. Itu ia lakukan agar berkurang para lelaki dan perempuan melakukan zina, karena suamiku sudah membooking wanita-wanita malam itu terlebih dulu dan di suruh pulang.
Suamiku juga sebelumnya telah mewasiatkan menceritakan akan mimpinya padaku, bahwa kelak nanti ia meninggal akan di sholatkan oleh seorang raja yang sholeh bersama orang-orang yang sholeh lainnya.

Mendengar cerita dari sang istri, sang raja dan kedua ponggawanya beserta semua warga yang ada disitu, meneteskan airmata tertunduk malu dihadapan jenazah yang terkujur kaku. Dengan penuh rasa haruh akhirnya sang raja pun tergugah hati dan mengatakan bahwa amanah lewat mimpi suamimu terwujudkan.
Malam hari itupun sang raja langsung memerintahkan kedua ponggawa kerajaannya untuk menyampaikan ini ke istana dan menyiapkan segala keperluan jenazah untuk di sholatkan bersama warga di istana.

Semoga bermanfaat...

No comments:

Post a Comment