Mengenal Ilmu Hidup dari Kisah Ini ~ Edukasi Filosofi




Pagi hari Seorang guru sufi tiba-tiba saja mendatangi seorang muridnya yang belakangan ini terlihat wajahnya selalu murung.

"Kenapa akhir-akhir ini wajahmu selalu terlihat murung Nak,..? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini.? Kemana perginya wajah bersyukurmu...? Tanya sang guru.

"Guru... Belakangan ini hidup saya penuh dengan masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya". Jawab sang murid.

Sang guru tersenyum tipis. "Nak... ambil segelas air dan dua genggam garam dan bawalah kemari, biar kuperbaiki suasana hatimu saat ini..!"

Sang murid pun beranjak dengan wajah yang murung tanpa semangat hendak mengikuti sesuai perintah sang gurunya itu, lalu kembali dengan membawa gelas berisi air dan garam sebagaimana yang di minta.

"Coba ambil segenggam garam dan masukan ke segelas air itu," kata sang guru.
"Setelah itu, coba kau minum airnya sedikit".

Si murid pun melakukannya. Wajahnya meringis karena meminum air yang terasa asin sekali.

"Bagaimana rasanya, Nak...?" Tanya sang guru.

"Sangat asin, dan perutku terasa ingin mual...?" Jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.

"Sekarang kau ikut aku..."

Sang guru membawa muridnya ke sebuah danau di dekat tempat mereka.

"Ambil garam yang tersisa di genggaman tanganmu itu dan tebarkan ke danau".

Si murid lalu menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya tapi tak dilakukannya, karena tak sopan meludah dihadapan sang guru muncul dalam pikirannya.

"Sekarang,.. coba kau minum air danau itu, Nak..?" kata sang guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk di dudukinya, tepat di pinggir danau itu.

Lalu, si murid menangkupkan kedua tangannya mengambil air danau dan meneguknya.

Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, sang guru bertanya, "Bagaimana rasanya, Nak...?"

"Segar... segar sekali..." kata si murid sambil mengelap bibir dengan punggung tangannya.

Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil dibawah. Dan sudah pasti air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.

"Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi, Nak..? Tanya sang guru.

"Tidak sama sekali" kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi.

Sang guru hanya tersenyum memperhatikannya dan membiarkan murid itu meminum air danau sampai puas.

Lalu sang guru berkata, Nak...? "Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang dan tidak lebih. Hanya segenggam garam saja.

Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang hidupmu itu sudah di kadar oleh Dia Sang Maha Kuasa, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi yang bebas dari penderitaan dan masalah".

Si murid terdiam mendengarkan.

"Tapi, Nak... rasa asin dari penderitaan yang di alami sangat bergantung dari besarnya kalbu yang menampungnya. Jadi Nak... supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan kalbu dalam dadamu itu sebesar danau".

Sobat pembaca sekalian, dalam realitas kehidupan ini banyak kita jumpai pribadi-pribadi yang selalu saja perhitungan dan berharap balasan dengan apa yang sudah dikerjakannya, secara otomatis sebenarnya pribadi seperti ini bukanlah pribadi yang ikhlas dalam mengerjakan sesuatu dan tidak mendapatkan balasan apa pun atau balasan sesuai yang diharapkannya.

Sering kali kita tidak sabar dalam menghadapi apa yang sudah kita kerjakan dalam hidup ini. Apalagi merasa selalu sudah menjadi sesuatu ketika kita sendiri masih belajar atau merintis. Buanglah jauh-jauh sifat-sifat seperti ini yang akan menjauhkanmu dari kesuksesan.

Ikhlaslah pada proses dan kebermanfaatan yang sedang kita tuju dan teruslah berupaya, jangan lelah dan menyerah, temukan hal yang tepat untuk kamu berkembang dan bersyukurlah setiap hal yang dihadapi hingga kamu menemukan hikmahnya.

Semoga bermanfaat...

No comments:

Post a Comment