Ketidakberdayaan hanya bisa dihadapi dengan tekad yang kuat



Pada artikel sebelumnya sudah dibahas bahwa keberanian seseorang sangat tergantung pada motif apa yang dimilikinya untuk menghadapi situasi yang ada didepannya. Jikalau Anda memiliki motif yang kuat untuk menghadapi sesuatu, maka Anda akan berani untuk menghadapinya, walaupun kondisi Anda tidak memungkinkan untuk menghasilkan sesuatu karya yang besar. Mungkin Anda sering mendengar sebuah untaian kalimat, "Saya tak mau hidup saya menjadi sia-sia". Itu sebabnya Anda begitu berani berjuang melawan segala bentuk kesulitan hidup yang berat.

Bukankah Anda sering merasa tak berdaya bila menghadapi sesuatu yang memiliki resiko sangat besar? Semakin besar kesulitan yang Anda hadapi, pada umumnya semakin memperbesar ketidakberdayaan Anda. Masalah ketidakberdayaan ini sengaja saya bedakan dengan ketidakberdayaan diri. Ketidakberdayaan lebih saya tekankan pada masalah lahiriah, sedangkan ketidakberdayaan diri lebih saya tekankan pada masalah batiniah. Tentang keberanian menghadapi ketidakberdayaan diri akan saya bahas lain kesempatan setelah ketidakberdayaan diri.

Ketidakberdayaan hanya bisa dihadapi dengan tekad yang kuat

Apa yang Anda pikirkan ketika seseorang mengalami kondisi patah tulang menjadi beberapa bagian setelah terjatuh dari ketinggian atau jurang yang sangat dalam? Anda pasti berasumsi mengatakan bahwa ia pasti tak berdaya, atau pasti mati. Akan tetapi tidak demikian yang dialami oleh orang tersebut. Dengan keberanian yang luar biasa, ia berusaha melawan ketidakberdayaannya. Ia memiliki motif yang kuat untuk menyelamatkan diri dari cengkeraman maut dan ia punya keberanian untuk memperjuangkan motifnya itu, hingga ia bisa selamat. (Kisah Joe Simpson seorang pendaki gunung salju setingggi 20.000 kaki di daerah pegunungan Andes).



Kisah ketidakberdayaan lainnya seperti yang dialami Laura Jensen Walker, seorang wanita yang divonis oleh dokter atas penyakit kanker payudara yang dideritanya. Penyakit yang ganas ini dengan cepat menghantam dan menghancurkan kondisi kesehatan fisiknya. Lalu apa yang dilakukannya? Dengan segala usaha keberanian dan tekad yang kuat, ia berusaha bertahan hidup dengan penuh optimisme melawan penyakitnya. Semua terapi telah dilakukannya sebagai suatu bentuk usaha yang maksimal agar dapat sembuh. Apapun usaha yang dilakukannya, pasti tak akan berhasil tanpa pertolongan Allah. Ia sangat yakin akan hal itu.
Kemoterapi dan kematian adalah musuh-musuh yang terlalu kuat bagi Saya. Akan tetapi, Allah telah berjanji akan menolong Saya. Saya begitu percaya, sehingga perasaan yang meneror Saya pun meredah. "Saya adalah milik-Nya, dan tak ada satupun yang dapat mengubahnya, hingga Saya bisa sembuh sempurna" Ungkap Laura Jensen Walker dalam sebuah media wawancara.

Banyak diantara kita yang berjuang mati-matian untuk berani menentang vonis mati dari seorang dokter karena penyakit yang dideritanya, misalnya karena kanker ganas, gagalnya fungsi ginjal atau penyakit maut lainnya. Sebagian dari mereka gagal melanjutkan hidupnya, namun sebagian berhasil dengan gemilang. Oleh karenanya perlu ketabahan besar untuk menerima vonis bahwa Anda menderita penyakit yang mematikan. Hanya orang dengan kekuatan mental yang luar biasa saja yang mampu menghadapi kenyataan pahit dengan optimis tinggi. Kebanyakan dari kita, begitu mendengar vonis maut semacam itu terjadi pada diri kita, maka rasa frustasi dan putus asa yang timbul meremukkan ketahanan semangat kita.

Berikut ini, ada beberapa tips dalam menghadapi ketidakberdayaan:

  • Yakinkan diri Anda bahwa tidak ada cobaan yang tidak bisa diatasi.
  • Yakinkan diri Anda bahwa Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
  • Ikhlaslah dengan ketentuan Allah, menerima penderitaan yang diberikan-Nya, menghadapi kondisi terburuk yang menyengsarakan dan menjalankan skenario yang dibuat-Nya serta menjalankan hidup dengan mati-matian berusaha mengatasi semua ketidakberdayaan akan membuat Anda tabah dan kuat untuk meraih keberhasilan.
  • Yakinkan diri Anda bahwa Allah terlibat dalam setiap jengkal kehidupan Anda.
  • Milikilah makna hidup agar rasa sakit dan penderitaan juga mempunyai makna dan dapat Anda atasi. Kalau hidup tak punya makna, maka penderitaan sekecil apapun akan menjadi bencana.
  • Selalu ada kesulitan dalam setiap peluang. kalau Anda tidak mau menderita, maka Anda tidak punya peluang untuk bangkit dari ketidakberdayaan.
  • Milikilah tekad yang kuat, semangat yang tinggi dan terus mencoba untuk menjawab setiap tantangan ketidakberdayaan Anda, dan tiap menghadapi penderitaan sebagai resikonya, merupakan jalan menuju keberdayaan.
  • Perbanyaklah humor, teman curhat, ibadah dan rasa bersyukur. Kalau semua ini Anda lakukan akan meningkatkan moral Anda untuk mengubah ketidakberdayaan menjadi keberdayaan.
  • Hindarkan diri Anda dari pikiran-pikiran yang mengobarkan rasa takut. Hal ini akan melemahkan ketahanan Anda, dan dapat membuat Anda berhenti berusaha. Kalau ini terjadi, maka Anda tidak melakukan apa-apa dan hanya berkubang pada situasi tidak berdaya dan berkepanjangan.
  • Hindari rasa panik saat Anda tidak mampu berbuat apa-apa, karena rasa panik pada umumnya diwujudkan dalam bentuk perilaku yang membabi buta, atau bahkan sama sekali tak berbuat apa-apa, ini akan sangat merugikan Anda. Tingkatkan ketabahan untuk meningkatkan keberdayaan.



No comments:

Post a Comment