Terjerat Rasa Takut Terhadap Kehilangan



Paling umum yang seringkali ditemui salah satu bentuk ketakutan adalah takut terhadap kehilangan. Baik itu kehilangan yang berhubungan dengan aspek psikologi, material ataupun pergaulan sosial. Takut akan kehilangan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Merasa bahwa harta benda adalah milik Anda yang telah dengan susah payah Anda dapatkan, sehingga kehilangan itu semua merupakan kehilangan besar dari sebagian hidup Anda.
  • Merasa bahwa harta yang Anda miliki adalah kekuatan bagi Anda untuk bertindak melindungi keluarga dan orang-orang yang menjadi tanggung jawab Anda. Kehilangan harta benda berarti kehilangan kekuatan untuk melakukan tindakan yang menjadi tanggung jawab Anda.
  • Merasa bahwa perhatian dan kasih sayang adalah sumber kekuatan dan tujuan hidup Anda, maka kehilangan orang yang Anda cintai dapat membuat Anda kehilangan gairah, semangat, dan orientasi bagi perjuangan Anda di dunia ini.
  • Merasa bahwa rekan bisnis, jabatan dan jaringan kerja merupakan penunjang bagi eksistensi Anda dalam mengemban amanat Sang Maha Pencipta, maka kehilangan itu semua akan membuat Anda tak berdaya dan lumpuh secara moral.
  • Merasa bahwa wujud dari apa yang telah Anda raih tak akan mampu digantikan lagi apabila hilang, dengan keyakinan bahwa masa kejayaan Anda dalam meraih kesuksesan telah berlalu, dan kini yang ada pada Anda hanyalah sisa-sisa kekuatan yang sudah sangat jauh berkurang.




Takut akan kehilangan yang berhubungan dengan aspek psikologis misalnya adalah takut kehilangan perhatian, cinta, dukungan, dan kasih sayang. Wujud yang paling mudah dikenali dalam aspek ini adalah perasaan cemburu. Anda merasa cemburu apabila orang yang Anda sayangi memberikan perhatian lebih pada orang lain dan mengabaikan Anda. Anda merasa takut kehilangan dirinya. Secara emosional, orang dapat melakukan tindakan apa saja yang kadangkala diluar akal sehat dalam upaya mempertahankan miliknya itu. Emosional yang tak terkendali dengan baik akan mampu membuat Anda gelap mata dan melakukan tindakan berbahaya sampai mengancam keselamatan jiwa Anda.

Takut kehilangan perhatian dan kepercayaan dari atasan, takut kehilangan kemesraan dan kehangatan keluarga, takut kehilangan dukungan dari orang yang Anda cintai, bahkan yang paling menonjol adalah takut kehilangan kehormatan dan harga diri,  sering membuat Anda melampiaskannya dengan melakukan tindakan-tindakan yang negatif. Ketakutan akan kehilangan pada hal-hal semacam inilah yang membutuhkan pengendalian diri yang rasional.

Dalam pergaulan sosial Anda mungkin pernah merasa takut akan kehilangan mitra bisnis, takut kehilangan seorang karyawan yang handal, atau takut kehilangan jaringan kerja. Merasa takut kehilangan akan hal tadi akan membuat Anda selalu dalam posisi tegang dan tidak percaya pada siapapun. Ketakutan semacam ini sering membuat Anda melakukan hal yang seharusnya tidak Anda lakukan, misalnya dalam skala "waras" Anda mengupayakan suap atau hadiah tendensius untuk menjaga hubungan baik Anda dengan orang-orang disekitar lingkungan Anda. Dalam skala kurang waras, Anda akan mengupayakan tindakan intimidasi tertentu.

Takut akan kehilangan ini tampak pula pada saat Anda mengalami kondisi post power syndrome (PPS), saat Anda memasuki usia pensiun, saat Anda tiba-tiba saja kehilangan pekerjaan, kegiatan, teman-teman kantor, kebanggaan posisi kehormatan dan pangkat, atau hal-hal yang sering mengiringi PPS itu. Anda sering merasa tercampak ke titik nadir. Apalagi bila disertai oleh perubahan-perubahan fisik lain akibat ketuaan, seperti kulit keriput, pandangan mata mulai kabur, pendengaran mulai tuli, daya pikir mulai pikun, sering sakit-sakitan, sampai kemampuan seksual yang selama ini dibanggakan tiba-tiba kehilangan keperkasaannya.

Sisi baik dari rasa takut kehilangan barang lahiriah atau barang material adalah membuat Anda mati-matian mengupayakan proteksi terhadap harta kekayaan, mulai memiliki brankas, memelihara anjing penjaga, menggaji security dan algojo atau memagari rumah Anda dengan tembok tinggi dan kamera CCTV, ini semua Anda lakukan dengan dalih demi keamanan walaupun alasan yang sebenarnya adalah demi mengurangi ketakutan.

Intensitas harga kehilangan terhadap sesuatu sangat relatif. Ada orang yang demi menjaga keutuhan cinta kasihnya agar jangan sampai hilang, rela mengorbankan semua harta bendanya. Ada juga yang sebaliknya, demi menjaga harta bendanya ia rela mengorbankan orang-orang yang dekat dengannya. Selain itu ada juga suatu kondisi dimana demi menjaga hubungan baik dengan jaringan bisnisnya, ia rela mengorbankan orang-orang yang dicintainya, sekaligus harta benda yang dimilikinya. Ini akan Anda sikapi dengan dasar sejauh mana Anda memberi harga pada sesuatu yang penting itu agar tidak hilang.

Ketakutan akan kehilangan sesuatu, pada umumnya didampingi dengan pengorbanan untuk kehilangan sesuatu yang lain. Pada kasus-kasus penyanderaan dan penculikan, hal itu tampak jelas. Takut terhadap kehilangan akan seseorang yang begitu fungsional bagi Anda, harus ditebus dengan keberanian untuk kehilangan sesuatu yang lain. Sebuah kalimat yang pasti sudah Anda kenal dan poluar didunia kriminal adalah memberikan pilihan, "Harta atau nyawa Anda"?

Kehilangan merupakan peristiwa katastroval yang menyedihkan. Dampak kehilangan ini seperti virus yang dapat menimbulkan kecemasan pada orang lain. Misalnya saja tragedi bencana lumpur lapindo di siduarjo, membuat masyarakat yang berada dekat dengan lokasi bencana begitu takut kalau rumah dan harta benda mereka juga ikut menjadi korban. Demikian juga halnya pada peristiwa-perintiwa kebakaran, bencana banjir, atau bencana alam lainnya yang sering menyapu habis harta kekayaan masyarakat. Dampak peristiwa kehilangan misal akibat bencana alam akan membuat orang lain mempersiapkan tindakan prefentif. Hal ini wajar dilakukan, karena ketakutan akan kehilangan ini adalah hal yang manusiawi. Memang sulit untuk bersikap tegar ketika semua yang Anda miliki yang merupakan hasil perjuangan sepanjang hidup Anda itu tiba-tiba harus hilang. Tapi itulah kehidupan. Tidak ada satupun milik Anda yang abadi di dunia ini. Keabadian di dunia ini adalah ketidakabadian itu sendiri.



No comments:

Post a Comment