BERBENAH DIRI Adalah Kunci Menuju Sukses



Kita pasti tahu bahwa mewujudkan sebuah impian yang gemilang bukanlah suatu hal yang gampang. Banyak hambatan dan rintangan yang silih berganti menerpah. Hambatan dan rintangan itu bisa berbentuk apa saja, misalnya minimnya modal, lingkungan yang tidak mendukung, kurangnya keahlian serta terbatasnya relasi yang dimiliki dan lain-lain sebagainya.

Kenyataan hidup membuktikan bahwa banyak orang di luar sana yang jatuh tersungkur menghadapi rintangan hidup. Tak jarang pula ada yang harus terjungkal akibat di hantam ujian. Dan alhasil banyak yang kemudian menyerah serta pasrah pada kondisi demikian karena tak mampu lagi bertahan dan memilih surut langkah mengubur cita-citanya, membuang impian yang mereka punya. Yang lebih parah lagi tak sedikit diantaranya yang memilih menghujat keadaan mengeluhkan banyak hal dan menyalahkan pihak lain atas ketidakberhasilan yang dialaminya.




Orang-orang seperti ini akhirnya tenggelam dalam keresahan yang tak berujung. Hidupnya seperti terbelenggu dalam lingkaran penyesalan, hingga terus saja mencari kambing hitam untuk setiap kegagalannya. Pada akhirnya mereka lupa bahwa semua kegagalan yang terjadi, sejatinya lebih banyak di sebabkan oleh sesuatu yang sangat dekat dengan mereka. Namun yang dekat itu seringkali tak terlihat.

Apa sesuatu yang dekat itu?

Sebelum menjawab pertanyaan itu, penulis mengajak pembaca untuk menyimak kisah inspiratif berikut ini.

Di sebuah taman tempat orang bersantai meregangkan pikiran, terlihat seorang pemuda sedang murung di sudut taman. Wajahnya terlihat muram dan kusut seperti memendam sesuatu keresahan yang sangat mendalam. Sesekali terlihat pemuda itu memukulkan tinjunya ke batang pohon sekitarnya. Sesekali juga mendesahkan nafas panjang dengan pandangan menerawang kosong ke depan. Gerak-gerik pemuda itu sepertinya dilihat oleh seorang bapak tua yang kebetulan lagi duduk tak jauh darinya. Beberapa saat mengamati, lalu bapak tua itu menghampirinya dan mengajukan pertanyaan. "Ada apa Nak? Sepertinya ada yang mengganggu pikiranmu?" Tanya bapak tua. "Tidak apa-apa Pak. Hanya melepas penat disini". Jawab pemuda itu. "Oh, ayolah" Kata bapak tua sambil tersenyam dan merangkul bahu si pemuda. "Bapak sudah hafal betul bahasa tubuh orang yang sedang galau. Ceritalah, siapa tahu bapak bisa bantu".

Semula pemuda itu ragu. Namun keramahan bapak tua membuatnya tergerak mencurahkan semua unek-unek yang ia rasakan. Pemuda tersebut lantas menceritakan masalah yang dialaminya. Saat ini ia merasa seperti pecundang, hidupnya datar, masa depannya suram setelah kegagalan demi kegagalan menderah setiap usaha yang ia lakukan. Beberapa bisnis yang ia bangun semuanya gagal total. Sebelumnya saat masih bekerja di sebuah perusahan, bertubi-tubi masalah datang, hingga ia terpaksa memutuskan resign dari perusahan tempat ia bekerja. Merasa frustasi dengan apa yang dihadapi, pemuda itu lantas merasa layak menyalahkan orang lain dan keadaan atas kegagalan-kegagalan yang dialaminya.



Setelah menyelesaikan ceritanya, lalu bapak tua bertanya "Tahukah kamu siapa orang yang paling besar pengaruhnya atas kegagalan yang kamu alami?" Pemuda itu terdiam seakan tak mampu menjawab pertanyaan itu. Sembari berdiri bapak tua itu memegang tangan si pemuda dan mengajaknya menuju sebuah toko pakaian yang ada di seberang jalan. Di dalam toko, bapak tua tadi menunjuk kamar pas yang ada disitu. "Masuklah kesana dan temukan orang yang selama ini menghambat kesuksesanmu". Merasa heran bercampur penasaran si pemuda masuk ke kamas pas. Sesaat kemudian ia keluar dan wajahnya masih diselimuti raut keheranan.

"Apa sebenarnya yang ingin bapak tunjukkan pada saya. Saya tidak melihat siapa-siapa di dalam kamar pas itu". Tanya si pemuda. Sambil tersenyum kecil bapak tua lantas bertanya lagi, "Apa yang kau lihat di dalam sana?". "Saya tidak lihat apa-apa. Hanya bayangan diri Saya di dalam cermin itu". Jawab si pemuda. "Nah, itulah orang yang selama ini menghambat keberhasilanmu". Seru bapak tua. "Dialah sumber semua kegagalan yang kamu alami selama ini. Dia juga yang nanti bisa membawamu menggapai kesuksesan itu.

Pembaca yang budiman, Itulah jawaban dari pertanyaan di atas. Sesuatu yang dekat yang menjadi penghambat terbesar kesuksesan itu adalah diri kita sendiri. Yang membuat kita sulit meraih mimpi, yang membuat kita berkali-kali terjerumus kedalam jurang kegagalan, yang menghalangi kita maju, dan yang membuat kita jalan ditempat, itu adalah diri kita sendiri. Bukan orang lain, bukan pula keadaan. Sebagian orang mudah sekali menyalahkan orang lain, menyalahkan lingkungan yang tidak bersahabat dan tidak mendukungnya. Juga tanpa beban mengkambing hitamkan hal-hal yang ada diluar diri. Padahal sumber masalah sebenarnya berada pada diri mereka sendiri.

Memang tak bisa dipungkiri hal-hal eksternal seperti faktor keluarga, modal, relasi dan sejenisnya, itu adalah penghambat dan penghalang keberhasilan, namun itu semua dapat diatasi jika kita mampu mengatasi diri kita sendiri. Orang-orang yang telah meraih sukses terdahulu juga mengalami hal serupa, bahkan kepahitan yang mereka hadapi tak jarang berkali-kali lipat lebih menyakitkan. Tapi nyatanya mereka berhasil keluar sebagai pemenang. Mereka sukses menghancurkan semua hambatan,bagaimana itu semua bisa terjadi? Itu semua karena mereka telah berhasil menaklukan diri mereka sendiri.

Berbenah diri adalah kata kunci penting untuk melanjutkan perjalanan kita menuju sukses. Dan inilah makna tersirat dari ungkapan kesuksesan itu pilihan. Kegagalan pun demikian. Ya semuanya berpulang pada diri kita masing-masing. Kita sendiri yang menciptakan kemungkinan-kemungkinan sukses. Pun demikian, kita sendiri yang menghambat kesuksesan itu.



No comments:

Post a Comment