PILIHAN HIDUP DAN SEGALA RESIKO HARUS DIJALANI



Setiap arah atau jalan yang kita pilih mengandung konsekuensi. Misalnya, ketika hendak menyebrang jalan, Anda dihadapkan pada dua pilihan. Pertama, menyebrang langsung memotong jalan. Kedua, melewati jembatan penyebrangan yang disediakan untuk pejalan kaki. Jalan manapun yang dipilih, disitu terdapat konsekuensi logis yang harus Anda tanggung.

Bila Anda memilih yang pertama, konsekuensinya adalah kamu akan lebih cepat sampai di seberang karena jarak tempuhnya lebih pendek. Namun, resikonya sangat besar bagi diri Anda yakni tertabrak kendaraan yang lalu lalang melintas di jalan itu. Selain itu, Anda juga bisa menjadi penyebab kecelakaan atau setidaknya membutuhkan waktu lama untuk menunggu adanya celah diantara kendaraan yang lalu lalang di jalan itu. Begitu juga bila Anda memilih opsi yang kedua, konsekuensinya adalah waktu yang dibutuhkan lebih lama karena Anda harus menaiki tangga penyebrangan yang tersedia untuk pejalan kaki. Namun, resiko bagi diri Anda tertabrak kendaraan yang melintas tidak ada sehingga Anda pun dapat menyebrang dengan aman tanpa rasa khawatir.




Jadi, kesimpulannya bahwa setiap pilihan mengandung konsekuensi tersendiri, entah itu baik ataupun buruk bagi diri Anda. Kemudian, konsekuensi-konsekuensi dari masing-masing pilihan itu apabila dihubungkan dengan kehidupan Anda akan menghasilkan sebuah kalimat atau kata bijak seperti "Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup Anda, semua adalah resiko dari segala perbuatan yang Anda lakukan". Atau anonimnya "Segala sesuatu yang terjadi pada diri Anda dimasa depan adalah buah dari pilihan Anda dimasa lampau". Anda mungkin pernah mendengar ungkapan bijak seperti ini, bukan?

Nah, begitulah kira-kira ungkapan yang dapat Anda jadikan inspirasi dan renungan terkait beragam pilihan hidup dan segala resikonya. Kutipan kalimat diatas mengandung satu pesan penting bahwa segala yang terjadi dalam hidup Anda sebenarnya tidak semuanya merupakan takdir atau nasib yang ditentukan sang khalik atas diri Anda. Namun, hal itu lebih disebabkan hasil atas buah dari pilihan Anda dimasa lampau. Dengan kata lain, segala yang Anda nikmati dimasa depan adalah konsekuensi dari segala perbuatan Anda yang dulu dan sekarang.

Bila ingin hidup tentram dan damai, Anda harus memilih jalan hidup yang baik. Sebab gaya hidup yang hedonisdan bertentangan dengan budaya sekitar akan membuat Anda dibencidan dikucilkan. Anda akan dijauhi orang-orang sekitar bukan karena nasib Anda jelek, melainkan disebabkan gaya hidup Anda yang bertentangan dengan budaya mereka. Misalnya, Anda hidup dalam budaya yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai religius. Adapun Anda sendiri tergolong tidak religius dan sering berpesta minuman keras. Maka pantas bila Anda dibenci oleh lingkungan Anda sendiri, bahkan sampai dianggap wabah penyakit masyarakat. Sebaliknya demikian, bila Anda memilih jalan hidup yang religius dan berjiwa sosial, maka Anda akan dihormati pula.




Jadi, intinya Anda bisa hidup damai jika menghormati orang lain. Begitu pula Anda akan hidup bahagia jika benar-benar memanfaatkan hidup. Ada peribahasa yang sangat tepat untuk menggambarkan masalah ini, yakni "Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" Atau bisa juga, "Anda akan memanen atas apa yang Anda tanam".
Tahukah Anda apa yang dimaksud oleh kedua peribahasa disebutkan diatas? Segala yang terjadi pada Anda dimasa depan tidak lain adalah buah dari perbuatan atau pilihan Anda dimasa lampau. Dalam bahasa yang lebih sederhana, hal itu dapat diungkapkan "Anda akan diperlakukan sebagaimana Anda memperlakukan orang lain". Anda akan dihormati apabila menghormati orang lain. Tentu tidak mungkin Anda dihormati, sementara perbuatan Anda justru menebar kebencian kepada orang lain.

Lantas, apakah memilih merupakan sebuah keharusan? Jawabannya adalah Ya! Hidup pada hakikatnya adalah persoalan menjatuhkan pilihan. Bila ada orang yang berkata "Saya tidak mau memilih", berarti dia telah berbohong. Sebab, keputusannya untuk tidak memilih adalah sebuah pilihan itu sendiri. Memilih adalah pekerjaan yang sangat sulit. Belum tentu orang hebat sekalipun bisa menentukan pilihan hidup dengan baik. Saking sulitnya, tidak sedikit orang yang menyesal dikemudian hari karena salah menentukan pilihan. Meskipun begitu, setiap orang memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan dalam hidupnya.

Tugas manusia dalam menjalani hidup bukanlah menghindari pilihan-pilihan tersebut, tetapi mempersiapkan mental untuk menanggung segala resiko dari pilihan yang diambil. Dengan kata lain, saat Anda dihadapkan pada suatu pilihan, jangan takut atau bahkan menghindar. Sebaliknya Anda harus siap dengan resiko yang akan diterima kelak. Diantara hal yang perlu Anda ingat adalah setiap pilihan memiliki dua sisi berbeda, yakni aspek negatif dan positif. Apapun pilihan Anda resikonya adalah dua sisi yang bertolak belakang tersebut. Satu hal yang pasti adalah Anda sebagai manusia memiliki tugas utama memilih jalan hidup yang sisi negatifnya lebih sedikit.

Pada hakikatnya setiap pilihan akan membawa manusia pada kebahagiaan. Hanya saja, ada pilihan yang memiliki potensi kebahagiaan rendah, tetapi adapula yang tinggi. Tugas manusia dalam hal ini adalah harus bisa melihat kesemua sisi. Bila hanya fokus pada sisi kekurangannya, manusia tidak pernah merasa bahagia. Pilihan yang telah diambil harus dijalani sekalipun itu berat. Sebab, hidup harus terus berjalan.
Percayalah bila Anda memilih untuk terus optimis dan bahagia dalam menjalaninya, maka semua akan terasa lebih mudah.




No comments:

Post a Comment