Rajawali yang terbang bebas dan tahu siapa dirinya



Dikisahkan ada seorang petani kebun yang menemukan telur burung Rajawali dan dibawanya telur itu ke rumah, kemudian di letakkannya telur itu ditempat telur-telur ayam miliknya sehingga dierami oleh sang induk ayam, Maka ketika telur-telur ayam itu menetas, telur burung rajawali tersebut ikut menetas. Meskipun terlihat badan dan sayap-sayapnya berbeda dengan kakak-kakaknya, sang induk ayam tidak membedakan anak bungsu ini dengan kakak-kakaknya. Hari demi hari tumbuh besar bersama kakak-kakaknya, semakin terlihat perbedaan postur tubuh dan sayap rajawali ini dengan kakak-kakaknya, tetapi dia tetap merasa bahwa dia bagian dari keluarga yang sama yaitu keluarga ayam.

Suatu hari dia melihat burung gagah perkasa terbang di angkasa yakni burung rajawali, lalu dia bertanya pada kakak-kakaknya, makhluk apakah gerangan yang ada diatas sana? Sang kakak menjawab bahwa itulah makhluk langit burung Rajawali yang berbeda dengan kita-kita makhluk bumi yang keluarga ayam.

Hari demi hari hidup bersama kakak-kakaknya sebagai keluarga ayam, semakin jauh perbedaan adik bungsu ini, sampai suatu hari kakak-kakaknya sadar bahwa adiknya memang sangat berbeda. Diamatinya benar-benar sang adik ini, kemudian dilihatnya pula burung yang gagah perkasa di angkasa. Maka kakak-kakaknya sadar bahwa sang adik tidak lain adalah burung Rajawali seperti yang biasa mereka lihat gagah perkasa di langit sana.

Diyakinnyalah sang adik bungsu bahwa dia sesungguhnya adalah Rajawali makhluk langit yang gagah perkasa dan disuruhnya sang adik untuk terbang ke angkasa, tetapi karena sang adik seumur-umur hidup bersama kakak-kakaknya bangsa ayam, dia tidak bisa terbang karena tidak tahu caranya. Bahkan meskipun memiliki postur tubuh dan sayap yang berbeda, sang adik juga tidak merasa bahwa dirinya adalah Rajawali, dia merasa dirinya adalah ayam.

Dengan segala upaya kakak-kakaknya meyakinkkan dirinya bahwa dia adalah Rajawali yang harusnya bebas terbang dengan perkasa mengarungi angkasa raya. Tetapi sang adik tetap tidak bisa terbang, dia merasa bahwa dirinya adalah ayam dan dia puas untuk hidup bersama keluarga ayam yang dikenalnya sejak dia lahir.

Tidak menyerah untuk membantu sang adik menemukan takdirnya sebagai burung Rajawali, suatu hari kakak-kakaknya mengajak dia untuk berjalan mendaki gunung yang tinggi sampai menemukan tebing yang curam. kakak-kakaknya kelelahan mendaki tebing yang tinggi sementara si bungsu tidak tampak kelelahan sama sekali. Lalu di bujuknya sang adik untuk melongokkan kepalanya dan melihat keindahan lembah dibawah sana, dan dalam posisi inilah sang adik didorong ke arah tebing yang sangat curam tersebut.

Lalu apa yang terjadi? Ternyata sang adik dengan gerak refleksnya bisa langsung melebarkan sayapnya, mengepakkan sayap dan melayang terbang tinggi sebagai Rajawali yang gagah perkasa, selama ini dia hanya salah paham mengira bahwa dirinya adalah Ayam dan tidak tahu bahwa dia adalah Rajawali.

Sahabat pembaca,..! Sering sekali kita tidak mengetahui harus berbuat apa dan apa yang seharusnya kita perbuat. Itu terjadi karena pada dasarnya kita sedang tidak benar-benar mengetahui siapa diri kita sendiri. Rajawali tetaplah Rajawali, entah seberapa lama ia tidak mengetahui dirinya ketika ia mulai memahami dirinya, ia dapat menjadi Rajawali seutuhnya.

Begitu juga dengan diri kita sendiri, harus mengetahui siapa diri kita, kemana tujuan hidup kita, apa yang akan kita perbuat, dan untuk apa kita lakukan hal tersebut. Ada peribahasa yang mengatakan "Jika kamu Emas, sekalipun kamu berada di kubangan lumpur, kamu akan tetap menjadi emas". Itu artinya kita harus tetap menjadi diri kita sendiri dimana pun kita berada, tahu siapa diri kita dan tahu akan melangkah kemana selanjutnya. Yang lebih penting dari itu semua adalah bersyukur dengan apa yang kita dapatkan selama ini dalam kondisi apapun dan bagaimana pun jangan lepaskan bersyukur dan belajar untuk menerima hal-hal yang baru, bersiap dan mampukanlah diri dengan segala perubahan pada alam yang kita pijak hari ini.
Semangat mengetahui diri sendiri dan selamat berjuang.

Semoga bermanfaat...




Semua orang pasti menginginkan hidup bahagia, termasuk anda juga, bukan...?
Namun, banyak orang beranggapan kalau bahagia itu adalah disaat kita mendapatkan apa yang kita inginkan. Misalnya anda saat ini punya rumah mewah, mobil yang banyak, harta melimpah ruah sana-sini dan lain sebagainya. Dan ini membuat anda merasa tercukupi dengan segala materi yang telah anda peroleh sehingga anda merasa orang yang paling bahagia.
Pada umumnya orang menganggap bahagia itu ketika segala materi tercukupi atas dirinya, atau kata lain yang mereka pikir adalah soal harta meluluh akan membuat orang merasa bahagia. Ini adalah hal pemikiran sempit atau hanya mengikuti keinginan ego diri saja. Padahal bukan hanya materi saja akan membuat orang merasa bahagia, tapi bagaimana kita bisa menciptakan kebahagian itu ikut dirasakan bagi orang lain. Ini yang luar biasa. Zaman sekarang jarang kita temui orang-orang yang demikian ketika rohaninya terpenuhi sehingga membuat dia merasa bahagia.

Ada hal yang tidak kita sadari kalau yang lebih membahagiakan itu adalah disaat kita memberi atau berbagi sesuatu pada orang lain dan kita melihat orang yang kita beri itu merasa bahagia menikmati apa yang kita berikan... 
Ya, disini yang bisa membuat orang bahagia itu tak harus selalu dalam bentuk materi saja tapi perhatian dan kasih sayang juga bisa....

Kira-kira ilustrasinya begini :
Ada seseorang yang datang kerumah anda dengan muka lusuh dan meminta makanan pada anda karena sudah dua hari dia tidak makan. Dan anda punya sepiring nasi yang cukup untuk anda berikan pada orang tersebut. Coba perhatikan disaat orang itu menerima dan memakan nasi yang anda sajikan atau berikan pada orang itu, dengan wajah berseri dan penuh kebahagian yang mungkin karena saking bahagianya dia setelah makan, dia akan bersujut pada anda untuk mengungkapkan besar rasa terimakasihnya pada anda. Ketika anda melihat itu, anda akan ikut merasa lebih bahagia dari pada orang yang anda bahagiakan tadi.

Jangan salah,. mungkin anda beranggapan kalau setiap apa yang anda beri pasti akan menciptakan kebahagian, saya rasa tidak begitu juga.  Ya, kalau anda memberi untuk mengharapkan pujian atau sesuatu imbalan, saya rasa mungkin anda tak akan selalu bahagia sebab yang terjadi kadang tak selalu sesuai dengan apa yang diharapkan, yang ada anda hanya akan merasakan apa yang anda miliki akan menjadi berkurang atau membuahkan kekecewaan. Tapi disaat anda memberikan sesuatu dengan tujuan ikhlas dan ingin membahagiakan orang lain tanpa mengharapkan imbalan atau hanya sekedar ingin menolong saja, saya rasa anda tidak akan pernah kecewa. Karena yang membuat anda kecewa itu adalah harapan yang anda ciptakan dibalik pemberian itu. Rasa ingin melihat orang yang kita beri itu ikut bahagia dengan pemberian kita, itu pun juga masih sebuah harapan. Tapi diantara sekian banyak alasan dibalik pemberian, alasan inilah yang paling ikhlas dan yang paling mulia...

Jika semua orang menyadari betapa bahagianya disaat kita bisa berbagi dan ikut merasakan kebahagian orang lain, saya rasa semua orang akan kecanduan untuk melakukannya hingga menjadi sebuah kebiasaan dalam kehidupan kita kedepannya. Berbuat baiklah setiap saat tanpa memandang siapa yang berkekurangan. Sebab setiap kebaikan itu bernilai pahala bagi diri anda di dunia dan akhirat.

Semoga bermanfaat....



Kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Baik itu dalam lingkungan sosial bermasyarakat, bertetangga ataupun dalam dunia kerja. Namun sayangnya di tengah kehidupan ini, banyak orang yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Artinya dalam hidup ini ada saja permasalahan yang akan kita hadapi, baik itu senang maupun duka. Hal ini menurut orang banyak adalah suatu hal yang lumrah dalam perjalanan hidup. Ada hal yang menarik dalam perjalanan hidup ini yang mungkin anda sendiri pernah mengalami ataupun pernah melakukan hal yang namanya berbohong. Dimana sering kita dengar bahkan di era modern saat ini, semua orang dengan mudah mendapatkan informasi secara cepat melalui media internet. Ada orang rela sampai mengorbankan nyawa hanya untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Mereka tak perduli apapun besarnya resiko yang bakal diterima. Yang ada hanyalah keinginan mencapai apa yang diharapkannya itu.

Berbohong memang ini sudah menjadi tabiat dari individu orang. Hanya dengan lisannya dapat mengelabui orang lain sehingga mudah termakan omongannya. Bahkan orang yang tidak kita kenal pun sebegitu mudahnya kita mempercayainya hanya dengan satu lisan saja.

Untuk menutupi sebuah kebohongan, kita perlu membuat kebohongan-kebohongan yang baru dan begitulah seterusnya dan ini akan sangat melelahkan dan menguras energi dan pikiran. Lagian sampai kapan kita bisa menutupi setiap kebohongan yang kita lakukan, suatu saat pasti akan terbongkar juga. Sebenarnya cara seperti ini bukanlah jalan terbaik untuk keluar dari sebuah masalah yang ada, justru malah hanya akan memperburuk keadaan saja....
Coba perhatikan kalau kita telah melakukan sebuah kebohangan yang ada, pasti kita akan merasa takut kalau kebongan kita itu akan terbongkar. Dan ini akan menciptakan kecemasan dan  kegelisahan yang memicu kepanikan...

Terkadang apa yang kita dapatkan dari sebuah kebohongan yang telah kita lakukan, tidak sebanding dengan kecemasan dan kegelisahan serta rasa panik yang di alami. Seharusnya kita berpikir berkali-kali lipat sebelum melakukan sebuah kebohangan...
Ya, kalau kita menyadari konsekuensi dari sebuah kebohongan, saya yakin tak ada satu orang pun yang akan melakukannya, kecuali kita melakukan sebuah kebohangan untuk sebuah tujuan yang mulia di belakangnya, dan ini kita mungkin bisa menghilangkan rasa bersalah dari kebohongan yang telah di lakukan. Sebab kita melakukan kebohongan dengan penuh kesadaran...

Kalau seandainya kita telah terlanjur melakukan sebuah kebohangan,? Jalan keluar yang paling baik adalah dengan mengakuinya dan meminta maaf atau memohon ampun pada Sang Khaliq. Tapi, mungkin dengan melakukan ini tidak cukup untuk mengembalikan kepercayaan orang yang kita bohongi. Tapi setidaknya kita telah mengurangi beban batin dalam diri. Kita tak perlu menciptakan kebohongan-kebohongan baru lagi untuk menutupi segala kebohongan-kebohongan kita yang ada. Karena yang pasti ini cukup melelahkan, bukan....?

Untuk mengembalikan kepercayaan orang yang telah kita bohongi mungkin perlu waktu dan pembuktian diri kalau kita sudah berubah dengan melakukan perbaikan diri secara terus menerus...
Saya yakin kita semua pernah melakukan sebuah kebohongan dan mengalami kegelisahan dan rasa panik dari kebohongan yang kita ciptakan sendiri. Dan saya yakin tak ada dari kita yang menginginkan kegelisan dan kepanikan yang cukup menyiksa diri kita.... 
Seharusnya kita bisa belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya dengan tidak mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari...

Semoga bermanfaat....



Mungkin sebagian diantara anda yang membaca artikel ini adalah pengguna media sosial, dan bahkan pengguna media soaial aktif. Media sosial itu seperti pisau bermata dua. Pisau itu bisa digunakan untuk memotong bawang, memotong sayur, memotong buah dan lain sebagainya. Tapi kalau tidak hati-hati, pisau itu justru bisa melukai kita. Begitu juga dengan media sosial. Media sosial bisa kita pakai untuk ajang silaturahmi, personal branding untuk jualan dan sebagainya. Tetapi kalau tidak hati-hati, media sosial ini justru bisa menjerumuskan kita ke hal-hal yang kita tidak inginkan. Contohnya, banyak sekali orang-orang menyebarkan informasi-informasi fake, dengan media sosial dulunya dia sangat di sukai tapi dengan media sosialnya yang mungkin terlalu lebay, terlalu pamer dan terlalu sebagainya sehingga mungkin sekarang ini dia di benci karena media sosial dia sendiri. Bahkan tidak jarang kita dengar banyak orang-orang gara-gara postingannya di media sosial bisa berakhir di bui atau di penjara.

Nah,.. Itulah artinya bahwa kita ini harus menggunakan media sosial dengan baik dan bijak. Orang-orang cerdas itu tahu memisahkan mana yang harus di posting dan mana yang tidak harus di posting. Karena sebelum memosting dia berpikir dulu baru posting. Tetapi kebanyakan orang, posting dulu baru pikir. Postingan kita, kata-kata yang kita posting di media sosial sebenarnya itulah cerminan diri kita sebenarnya. Makanya banyak sekali quote yang mengatakan "Bijaklah bermedia soaial".

Nah,.. Pada kesempatan kali ini penulis akan berbagi membahas mengenai hal yang tidak akan di umbar oleh orang-orang cerdas di media sosial. 

Yang pertama adalah Jangan Mengumbar Masalah Keluarga.

Orang-orang cerdas tidak akan mengumbar masalah keluarga mereka di media sosial, Kenapa? Karena mereka tahu dengan mengumbar masalah mereka di media sosial terus menerus, mereka akan kelihatan tidak profesional. Kenapa tidak profesional? Karena di media sosial itu bukan cuma orang-orang yang kita kenal saja yang ada disitu, tapi justru banyak orang-orang yang kita tidak tahu, dan mereka melihat kita hanya dari postingan. Orang-orang cerdas tidak akan posting masalah-masalah keluarganya di media sosial, karena mereka tahu bahwa itu nanti malah dapat merusak reputasi mereka di mata teman-teman lain mereka. 
Terus ada yang bilang, "Loh, itukan media sosial saya,. Suka-suka saya dong mau posting ini kek, mau posting itu kek, kalau kamu tidak suka ya jangan lihat. Apa urusanmu dengan media sosial saya, gitu". Ya, nggak apa-apa sih, kalau anda menganggap itu bukan urusan orang-orang. Tapi, ada satu hal yang harus anda ingat,.! Bukan urusan anda juga apabila ada orang yang menilai negatif tentang diri anda dari semua apa yang anda posting di media sosial,. ya itu bukan urusan anda juga.

Yang paling sering dan sekarang yang kita lihat di media sosial terutama di Tik Tok, banyak sekali istri yang posting tentang kekurangan suaminya di media sosial. Dia posting mengenai kekurangan suaminya di Tik Tok. Begitu juga suami posting mengenai kekurangan istri di Tik Tok. Saya tidak tahu apa maksud mereka untuk posting seperti itu. Tapi ujung-ujungnya, apa yang mereka posting itu dosa,. Kenapa?
Yang pertama Kalau itu memang benar postingannya atau jujur postingannya,? mereka sudah dosa. Menyebarkan aib orang lain dan menyebarkan kelemahan orang lain saja tidak boleh, apalagi menyebarkan kelemahan suami atau istri sendiri, atau bapak sendiri, atau adik sendiri atau keluarga sendiri.

Yang Kedua Kalaupun itu hanya demi  kepentingan konten,? yang banyak sekali orang bersandiwara demi kepentingan konten, itupun tidak boleh,. Kenapa? Karena ujung-ujungnya anda berbohong. Anda menelanjangi orang-orang terdekat anda hanya demi kepentingan konten. Sekarang ini banyak sekali orang demi konten mau melakukan hal apapun demi terkenal, demi viral mereka mau melakukan apapun. Yang mereka pikir adalah bagaimana dirinya terkenal dulu, bagaimana dia viral dulu. Urusan apapun yang terjadi dengan dirinya, mau tanggapan orang tentang dia negatif ataupun positif yang penting bisa terkenal dulu.

Penulis percaya orang-orang cerdas tidak akan melakukan itu. Karena orang-orang cerdas pasti berpikir berkali-kali lipat untuk membuat sebuah konten. Lagian kalau kita posting masalah keluarga kita di media sosial, itu sama saja menelanjangi diri kita sendiri. Orang cerdas sangat tahu fungsi suami istri itu di media sosial seperti apa. Jadi, orang cerdas sangat tahu mengenai hal-hal seperti itu dan dia akan berpikir berkali-kali lipat, sebete apapun dia tidak akan pernah membiarkan orang lain memandang miring tentang keluarganya itu, dengan postingan-postingan masalah keluarga dia di media sosial. Jadi Please cerdas dan bijaklah untuk posting masalah-masalah keluarga anda di media sosial.

Yang Kedua,. Jangan Umbar Masalah Percintaan

Banyak sekali anak muda yang di mabuk asmara, storinya isinya tentang pacar melulu. Bahkan dikolom komentar orang lain mereka saling posting satu sama lain tanpa peduli itu postingan siapa. Status-statusnya karena lagi jatuh cinta itu alay banget,. mereka pikir orang peduli tentang itu, padahal orang tidak perduli sama sekali.
Kalau sekali dua kali itu tidak masalah. Tapi kalau sampe harus terus menerus, ya orang jengah juga lihatnya. Emangnya orang kagum,.? Tidak, bos ku. Justru orang tidak perduli. 

Media sosial itu sebenarnya bisa memberi impact tentang branding kita kepada orang lain. Tapi kalau media sosial kita itu di penuhi dengan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi orang lain, lama-lama orang akan jengah juga melihat media sosial kita seperti itu. Impactnya nanti pada saat anda posting hal-hal bermanfaat atau anda posting hal-hal yang berguna bagi orang lain? itu sudah tidak memberi dampak sama sekali bagi orang lain. Coba anda lihat orang-orang keren kalau bila mereka posting dengan pasangan mereka di media sosial? Mereka posting lagi berdua tapi di barengi dengan caption yang mengedukasi, menghibur dan sebagainya. Kuncinya sebenarnya boleh posting tentang pasangan kita, tapi jangan di umbar terus menerus. Karena walaupun itu media sosialmu tapi ada orang lain juga yang lihat. Cinta yang dewasa itu tidak perlu di publikasikan. Pada saat mereka mempublikasikan, mereka mempublikasikan undangan nikah untuk disebar luaskan. Itu lebih keren...!

Yang Ketiga,. Jangan Mengumbar Tentang Rencana Besar Anda

Mengapa demikian,..? Karena itu masih rencana. Ibarat ada lima ekor burung di atas pohon, dan ada tiga ekor burung merencanakan untuk terbang. Pertanyaannya adalah berapa ekor burung diatas pohon tersebut? Jawabannya, masih lima,. Kenapa? Yang tiga ekor burung itu baru merencanakan untuk terbang. Artinya, kalau masih rencana, di Keep dulu. Misalnya rencana anda akan menikah tahun depan, lalu anda sudah posting dari sekarang "Doakan kami, kami akan menikah tahun depan". Parahnya.kalau Tuhan tidak menjodohkan kalian? Akhirnya kalian bubar? 'Kan repot,.? Lagian media sosial itu isinya bukan cuma orang yang satu visi dengan kita. Banyak sekali orang yang bergabung dengan media sosial kita itu hanya ingin lihat kita, hanya ingin kepo dan mereka tidak perduli. 

Oleh karena itu kalau masih berupa rencana, kita usahakan rencana itu berhasil dulu. Setelah berhasil kemudian silahkan posting ke media sosial. Buktikan bahwa Inilah hasil dari rencana yang sudah anda recanakan dari dua tahun yang lalu atau dari tiga tahun yang lalu. Karena Itu lebih cerdas daripada hanya posting rencana dan wacana yang belum jelas keberhasilannya.

Yang Keempat adalah,. Jangan Umbar Harta Anda di media sosial. 

Point ini memang akan terbuka ruang diskusi. Karena ini akan jadi pro dan kontra. Memang di satu sisi, pamer tentang kemewahan di media sosial itu adalah salah satu yang dampaknya sangat negatif. Yang penting niatnya kita harus luruskan dulu,. Kita itu bertujuan mau pamer atau memotivasi atau mengedukasi. Karena semuanya tergantung dari niat. Kita kerucutkan pada orang yang memang hanya sering ingin pamer di media sosial. Dampaknya apa?
Yang pertama adalah nanti akan banyak prasangka buruk yang terjadi dengan diri anda. Karena orang cuma melihat dari satu status di media sosial. Walaupun anda orang baik, tapi orang lihat dari media sosial anda.
Yang kedua, kalau anda sudah sekali pamer, nanti anda cenderung akan terobsesi untuk pamer-pamer terus.
Yang ketiga, kalau menurut saya? Orang yang hanya pamer di media sosial itu sebenarnya orang yang tidak diakui dan butuh pengakuan. Orang-orang cerdas tidak butuh dengan pengakuan. Karena orang-orang cerdas itu bukan mengakui diri mereka, tapi mereka di akui oleh orang lain.
Yang keempat,. Kalau anda sering posting mengenai harta di media sosial, nanti anda akan cenderung boros,. Anda sudah tidak bisa membedakan mana kebutuhan yang butuh, dan mana yang hanya sekedar ingin. Pada akhirnya seperti ini,. 

Kalau kita melihat media sosial dengan berbagai macam netizennya, Ada yang setuju, ada yang tidak setuju. Ada yang suka, dan ada yang tak suka. Dan orang-orang cerdas selalu berdiskusi dengan akal, bukan dengan emosi. Mau anda posting kebaikan, tetap saja yang nyingir. Mau anda posting pamer dan segala macam tetap saja ada yang suka, ada yang tidak suka. Tapi semuanya dikembalikan ke kita. Karena kita hidup di dunia ini, kita menjadi cerdas supaya bisa bermanfaat bagi orang lain.
Orang-orang cerdas selalu memanfaatkan media sosialnya dengan bijak. Sebelum posting, orang-orang cerdas itu selalu memikirkan manfaat apa yang bisa di dapat orang lain dari postingan dia, dan juga sebelum posting, orang-orang cerdas ini tahu dan bisa menempatkan mana yang lebih banyak mudharatnya apabila di posting dan mana yang lebih banyak manfaatnya untuk di posting.
Bijaklah bermedia sosial, karena bijak ciri-ciri orang yang cerdas.

Semoga bermanfaat,...



Ada sebuah cerita, dimana ada seorang pemuda datang ke tukang cukur untuk memotong rambut dan jenggotnya yang sudah sangat panjang. Setelah mendapat giliran,? pemuda itupun mulai pembicaraan hangat dengan si tukang cukur tersebut yang melayaninya. Berbagai macam topik menjadi pilihan pembahasan mereka, hingga akhirnya Tuhan yang menjadi objek pembicaraan mereka.

Sampai pada suatu ketika, si tukang cukur berkata "Hai anak muda, Saya itu tidak percaya kalau Tuhan itu ada seperti yang anda katakan barusan". Kata si tukang cukur. Mendengar ungkapan tersebut sang pemuda terkejut dan berkata "Mengapa anda menyimpulkan dan berkata demikian". Maka jawab si tukang cukur dengan nada tinggi "Iya lah, jika benar-benar Tuhan itu ada mengapa begitu banyak orang yang sakit dan mengapa begitu banyak anak-anak terlantar yang ada diluar sana. Jika Tuhan itu ada, maka tidak ada orang yang sakit dan menderita. Tuhan apa yang mengizinkan semua itu bisa terjadi".

Karena tidak ingin menimbulkan perdebatan, si pemuda itupun hanya mendengarkan si tukang cukur bicara dan dia tidak memberikan respon ataupun argumen sama sekali, karena takutnya argumen itu meluas kemana-mana. Setelah selesai mencukur, si pemuda itu keluar dari barber shoop itu dan tiba-tiba di depan jalan ia berpas-pasan dengan seorang laki-laki berambut panjang dan jenggotnya sangat lebat. Dalam hatinya berkata sepertinya orang ini sudah lama tidak pergi ke tukang cukur sehingga membuat dia terlihat sangat berantakan.

Sempat berpikir sejenak dan akhirnya si pemuda tadi kembali masuk ke tempat si tukang cukur tadi dan berkata kepada si tukang cukur "Ternyata di dunia ini tidak ada yang namanya tukang cukur dan saya tidak mempercayai keberadaannya".  Otomatis si tukang cukur terkejut dan berkata "Bagaimana mungkin mereka tidak ada anak muda? Buktinya adalah saya. Saya ada disini dan saya baru habis mencukur rambutmu anak muda". Anak muda itu kembali menjawab "Kalau mereka ada, tidak mungkin ada orang berambut panjang dan berjenggot lebat seperti yang ada diluar sana". Ujar si pemuda tegas dan jelas. Maka jawab si tukang cukur "Ahh, Anda bisa saja anak muda. Tukang cukur itu selalu ada dimana-mana dan diberbagai macam tempat". Yang terjadi adalah bapak yang rambutnya berantakan itu, tidak datang ke tukang cukur. Andai kata ia datang ke tukang cukur, maka rambutnya pasti rapi".

Anak muda itu tersenyum dan berkata, "Tepat sekali. Itulah point jawabannya. Sebenarnya Tuhan itu ada. Yang terjadi adalah umat manusia tidak datang kepada-Nya mendekat dan mencarinya. Itulah sebabnya mengapa tampak begitu banyak penderitaan diseluruh dunia ini". Jawab si pemuda dengan mantap.

Nah,. Sahabat sekalian..! Kadang dalam hidup kita ini, terlalu gampang cepat mengambil kesimpulan terhadap sesuatu yang tidak kita pikirkan secara mendalam. Jika di ibaratkan tukang cukur itu mewakili kita juga, yang disaat menderita dan kesusahan, kita mengatakan bahwa Tuhan itu tidak adil. Bahkan disaat tertentu kita mengatakan bahwa Tuhan itu tidak bersama kita. Sementara sesungguhnya kita saja yang tidak mendekat kepada Tuhan.
Tuhan itu ada, bahkan Tuhan sangat dekat dengan kita. Kenapa hidup kita berantakan,? Mungkin kita saja belum datang kepada-Nya.

Semoga bermanfaat...

Ketemu lagi kita dan kali ini kita akan membahas mengenai "Nggak Narsis Nggak Eksis".

Dalam kehidupan aktual yang sering kita jumpai dilingkungan masyarakat pada umumnya, dimana bila kebutuhan fisik mereka telah terpenuhi, maka kebutuhan selanjutnya adalah bagaimana mereka bisa menjaga dan mempertahankan keamanan dan kenyamanan yang terpenuhi itu. Bila faktor keamanan mereka sudah terpenuhi maka tahap selanjutnya adalah kebutuhan secara sosialisasi, yaitu kebutuhan ingin mencari pertemanan dengan bersosialisasi di rumah atau di tetangga ataupun di tempat kerja. Sebab memang manusia itu adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Setelah kebutuhan sosialisasi sudah terpenuhi, maka tingkat selanjutnya adalah kebutuhan eksistensi,. Yaitu kebutuhan untuk merasa diterima dilingkungan sosial tersebut. Sebab kalau hanya sebatas bersosialisasi saja, itu ternyata tidak cukup. Karena ada keinginan di akui keberadaannya. Dan tingkat paling terakhir adalah kebutuhan merasa dibutuhkan atau dengan kata lain kebutuhan aktualisasi.

Aktualisasi ini adalah puncak dari segala macam kebutuhan. Tapi setelah mereka melampaui semua kebutuhan-kebutuhan mereka sebelumnya, yaitu mereka sudah tidak pusing-pusing lagi mencari uang, karena uanglah yang justru mengejar-ngejar mereka. Harta mereka pun masih bisa cukup memenuhi buat dua, tiga generasi pun tidak akan habis. Mereka juga sudah terkenal, sudah eksis, sudah populis. Itulah sebabnya mereka butuh kegiatan-kegiatan amal dan mereka siap untuk menggelontorkan apapun yang mereka punya sebagai wujud aktualisasi. Karena dengan cara seperti itu mereka akan merasa dibutuhkan. Semakin mereka dibutuhkan, maka semakin puaslah mereka.

Namun pada kenyataannya banyak orang-orang yang selalu melompati tingkatan-tingkatan seperti yang dijelaskan diatas tadi,. Mereka langsung melompati kepuncak, maka hasilnya dia terpeleset dan jatuh. Orang-orang yang selalu melompati tingkatan-tingkatan ini memegang prinsip Nggak Narsis Nggak Eksis, biar tekor asal ke sohor, kereh tapi keren. Akibatnya mereka akan berlomba-lomba diakui, ingin dihargai, ingin dihormati tapi modalnya sama sekali tidak cukup.

Nah, gejala-gejala inilah yang bukan cuma terjadi kepada satu kalangan saja tapi semua kalangan, baik itu orang kota, orang pedesaan, mau pelajar, mahasiswa bahkan sampai kalangan pengusaha. Ada pelajar yang mukanya hancur, ekonominya amburadul, otaknya mandul tapi dia ingin sekali eksis. Maka solusinya adalah dia menjadi seorang jagoan sampai membully orang, bahkan tawuran adalah makanan hari-harinya. Maka makin ditakuti dia, dia makin merasa makin eksis. Jadi jangan heran kalau tawuran itu menjadi makanan hari-hari di berita kita. Begitu pula dengan remaja-remaja putri,,! Banyak sekali mereka yang bukan dari kalangan berduit namun ingin terlihat bonafit. Dimana mereka menganggap gaya hidup adalah segala-galanya. Yang terjadi adalah penampilan dan gaya yang dipaksakan, entah duitnya berasal darimana,. Bisa dari ngutang, bisa dari menipu, bisa dari minjam, dan bisa jadi sampai jual diri.

Bagaimana dengan kalangan menengah? Penggunaan kartu kredit yang sampai overlimit, supaya bisa traktir teman, supaya dibilang hebat. Pakaian yang digunakannya pun pakaian bermerek, belanja kanan kiri, tapi mereka tidak sadar bahwa gaji itu ada limitnya. Akhirnya karena ingin terlihat eksis seperti itu, ya siap-siap saja selalu di kejar-kejar oleh debt collector.

Untuk kalangan masyarakat desa pun, itu tidak mau kalah eksis,.! Mereka siap kehilangan ternak, kehilangan sawah untuk supaya mengadakan hajatan sampai dua hari dua malam. Padahal untuk makan sehari-hari saja mereka susah. Mereka lebih memilih namanya kesohor walaupun harus tekor. Zaman sekarang semua mata tertuju pada media sosial. Kalau tidak tahan, Bukan cuma mata yang sakit, bahkan pikiran pun bisa jadi sakit. Ibarat mendaki gunung, mereka lebih memilih lereng yang curam untuk segera mencapai puncak. Padahal jalan seperti itu sangatlah sulit ditempuh. Alih-alih kita bisa sampai kepuncak, kita malah bahkan justru terpeleset dan jatuh. Akhirnya untuk bangkit lagi, ya butuh energi yang besar sekali. Sebaliknya, bila kita menyadari bahwa modal kita tidak cukup, maka pilihlah jalan yang memang betul-betul landai dan aman. Kita jangan sampai terintimidasi dengan orang lain. Jadi kalau saya berpikir jalani fase mu secara bertahap. Kebutuhan-kebutuhanmu jalani untuk secara bertahap. Kalau anda sudah memenuhi semua kebutuhanmu secara bertahap,.? Anda eksis menjadi populis, itu tidak akan menjadi masalah,. tapi dengan syarat semua kebutuhan-kebutuhan anda sebelumnya sudah terpenuhi dulu.

Jadi, mulai sekarang bijaklah untuk memenuhi kebutuhan hidup anda. Sebab bila tidak, bersiaplah untuk jatuh dan terpeleset.

Semoga bermanfaat,..

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bruce Lee mengatakan, "Saya lebih takut kepada orang yang melatih satu jurus seribu kali, daripada orang yang melatih seribu jurus satu kali".
Dari quote itu sudah kelihatan, kalau sesuatu yang kita lakukan secara fokus dan secara konsisten? Maka sesuatu tersebut akan menjadi sebuah hal yang dapat membuat hidup kita bisa berubah.
Banyak sekali orang-orang cerdas, orang-orang pintar bahkan di indonesia pun ada banyak orang-orang cerdas dan pintar, Pendidikan mereka tinggi. Belajar berbagai macam hal apapun mereka bisa. Tapi kenapa mereka belum meraih impiannya sampai sekarang? Jawabannya adalah karena dengan mereka merasa bisa melakukan semua hal, akhirnya semua mereka kerjakan. Pada saat semua mereka kerjakan akhirnya tidak ada yang maksimal. Apa yang mereka lupa? "FOKUS". Ya,.Fokus. Fokus ini sangat penting bagi kita dalam meraih impian.

Jika kita punya impian besar,.! Tapi kalau kita tidak fokus,.? Maka kita tidak jadi apa-apa. 
Kita punya modal yang besar, tapi kalau kita tidak fokus,.? Kita tidak menghasilkan apa-apa. 
Kita pintar, kita cerdas, tapi kalau kita tidak fokus,.? Kita akan jalan disitu-situ saja.

Lalu, Bagaimana caranya supaya kita bisa menjaga supaya kita tetap fokus,.? Ada 4 cara, yakni:

Fokus adalah kunci meraih sukses



Cara pertama ialah jangan suka bandingkan diri kita dengan orang lain. Apalagi sekarang, dengan media sosial yang semua orang bisa akses. Media sosial menurut beberapa penelitian, itu justru bisa bikin strees atau bisa memperdalam rasa iri orang terhadap orang lain.
Gara-gara media sosial kita sering mengutuk diri sendiri dan memuja orang lain.
Gara-gara media sosial kita mengutuk istri sendiri dan memuji istri orang lain.
Gara-gara media sosial kita melihat kayaknya suami orang ini lebih bagus daripada suami sendiri.
Padahal satu postingan di media sosial, itu tidak bisa dibandingkan dengan 24 jam mu. Kita tidak mulai dari situasi yang sama. Kita tidak mulai dari satu titik yang sama.

Ada orang yang sudah memulai dengan dia punya modal yang besar. Akhirnya, waktu dia bikin usaha atau bisnis, dia gampang sekali untuk mendapatkan keuntungan. Sedangkan anda, kuota internet saja tidak punya, terus anda mau bandingkan dengan dia..? Sungguh tidak adil.
Ada orang yang bapaknya memang sudah kaya dari dulu, ada orang yang bapaknya biasa-biasa saja, terus kita mau bandingkan? "Tidak masuk akal,.."Tidak masuk akal,".

Syarat utama kalau anda mau fokus,. yang pertama adalah, "Jangan sering bandingkan diri anda dengan orang lain, terutama di media sosial. Lalu, apa yang harus kita bandingkan di media sosial. Anda bandingkan proses orang itu dengan proses Anda. Itu yang bisa dijadikan acuan agar kita bisa semangat.
Melihat media sosial orang lain yang sudah sukses, itu boleh-boleh saja. Tapi kita jangan sampai minder. Tertantang, Boleh. Tapi tidak boleh terintimidasi.

Yang kedua adalah Anda harus melakukan hal yang tepat setiap saat.
Ada sebuah cerita menarik , "Ada seorang anak muda mempunyai mobil. Lalu kunci mobilnya hilang. Dia carilah dihalaman rumah. Dia cari dihalaman rumah 1 jam, 2 jam dicari tidak ketemu. Lalu, ada orang yang lihat. Orang itu bertanya pada anak muda itu, "Lagi cari apa anak muda"? "Lagi cari kunci mobil". Sahut anak muda itu. Memangnya kunci itu hilangnya dimana? Anak muda itu jawab, "Hilangnya didalam rumah. Kagetlah orang itu. Terus dia berkata, "Loh, kok carinya diluar rumah".? Anak muda itu jawab,. "Iya soalnya didalam rumah gelap, diluar terang".

Maksudnya banyak orang sudah bekerja tapi bekerjanya itu menangkap angin mengejar bayangan. Dia tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Kelihatan bekerja, kelihatan sibuk tapi tidak fokus. Yang harusnya dia jalan ke utara, dia bekerja keras, dia jalan terus, akhirnya dia sampai ke selatan. Dia tidak fokus pada satu jalan yang ditempuh.

Menurut buku Outliers karangan Malcolm Gladwell ada hukum sepuluh ribu jam. Hukum sepuluh ribu jam itu, yang akan membuat anda menjadi ahli. Orang kalau sudah jadi ahli, dia akan dibayar mahal. Kenapa dia bisa jadi ahli? Karena adanya hukum sepuluh ribu jam tadi. Kalau kita melakukan sesuatu secara terus merus, maka kita akan jadi ahli. Nah pertanyaannya adalah dalam satu hari itu, berapa kali anda melakukan hal untuk impian anda itu. Anda harus fokus pada satu bidang, dan anda bisa jadi ahli.
Nah, kalau anda hanya punya impian saja tapi anda tidak fokus untuk mengerjakan itu, sama aja seperti pemuda tadi yang mencari kunci tapi pengen mudanya dia cari di tempat terang. Padahal kunci itu hilang didalam rumah. Dia tidak mau untuk keluar dari comfort zonenya untuk supaya gelap-gelapan cari kunci. Padahal disitulah kuncinya. Tapi kenapa harus dia cari diluar,. karena dia menganggap diluar rumah terang. Jadi, lakukanlah hal yang tepat setiap saat.

Yang ketiga bertanggungjawablah terhadap apa yang sudah kamu rencanakan atau impikan. "Great power come from the great responsibility". Kekuatan yang besar lahir dari tanggungjawab yang besar.
Setelah kamu memutuskan untuk "Bismillah" Saya akan mencapai impian-impian saya menjadi seorang musisi ternama, maka Fokus disitu. Bertanggungjawablah dengan itu. Tidak perlu lagi orang kasih tahu. Kalau anda punya impian besar tapi memilih untuk menjadi pemalas, maka itu adalah cara yang indah untuk menjadi gila. "Gila anda, Pak". Anda masih malas, sholatmu nggak bagus, sedekahmu kurang. Jadi tidak ada tanggungjawab terhadap apa yang kamu impikan. Secara hablumminanasnya anda tidak kuat, hablumminallahnya juga tidak kuat. Padahal kalau dua-dua ini kuat, itu adalah bentuk tanggungjawab. Sekali lagi, "Great power come from the great responsibility", Kekuatan yang besar lahir dari tanggungjawab yang besar.

Yang keempat Jangan mudah tertipu dengan peluang. Yang namanya peluang, yang namanya proposal usaha di awal pasti indah, diawal pasti bagus. Anda ditawarin ini dan itu,. Lalu apa kata dia,.."Oh ini pasti menguntungkan, pasti menguntungkan. Padahal ekspektasi pasti tidak sesuai dengan realita. Sesungguhnya tidak ada jalan pintas untuk menuju sukses. Ada yang bilang "Oh ini selama dua bulan, tiga bulan anda akan bisa begini, ini hhhmmm... Nonsen dengan seperti itu,. Semua butuh kerja keras. Semua butuh pengorbanan. Jadi jangan tertipu. Contoh misalnya anda ingin punya sumur dan anda gali tanah untuk mendapatkan mata air. Tetangga-tetangga anda juga ikut menggali mata air di tempat-tempat yang berbeda-beda. Kira-kira satu meter, dua meter anda gali, tiba-tiba anda dengar dari sana tetangga anda bilang "Saya sudah dapat mata air". Lalu Anda berpikir seperti ini, "Ahh, kayaknya disana lebih banyak mata airnya". Akhirnya, yang sudah di gali anda tinggalkan, anda pindah kesana. Anda gali lagi dari awal lubang yang baru disana. Setelah anda gali lubang baru, anda lihat disudut sana ada lagi tetangga anda yang teriak dapat mata air, anda pindah lagi kesana. Anda "Tidak fokus". Padahal kalau anda fokus, mau ada batu, singkirkan batunya,.. Fokus disitu terus. Siapa tahu air itu hanya tinggal setengah meter. atau tinggal sekali di cangkul. Cuma karena anda tergoda melihat peluang orang lain, akhirnya anda berpikir "Ohh kayaknya bidang ini yang cocok, Ohh kayaknya bidang ini yang tidak cocok. Bukan masalah bidangnya yang cocok,. tapi orangnya yang cocok atau tidak. Bukan dimana ladangnya, tapi siapa petaninya.

Itu tadi keempat bagaimana caranya supaya bisa tetap fokus. Semoga ini bisa membuat anda mampu menentukan suatu pilihan dan fokus satu pilihan itu dan menjadi ahli dalam bidang tersebut.
Terima kasih,. sukses buat kita semuanya,..
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh