TANAM KEBAIKAN DI BALAS KEBAIKAN ~ KISAH DAN CERITA




Di sebuah kota padat perdagangan yang banyak macam-macam jenis produk yang di jual, terlihat kesibukan para pedagang dan penjual bertransaksi jual beli. Karena wilayah ini sangat ramai di kunjungi, sehingga banyak para pendatang dari luar daerah ikut memadati tempat itu, mulai dari pebisnis hingga gelandangan berjubel disana. Toko-toko, warung-warung, kios kecil, selalu terlihat padat pengunjungnya.

Suatu hari ada seorang anak kecil mencuri sekantong obat dari sebuah toko obat untuk pengobatan orangtuanya yang sedang sakit, tapi sayangnya anak itu ketahuan mencuri oleh penjaga toko. Anak ini berusaha untuk lari dari kejaran penjaga toko obat tapi apa daya anak kecil ini akhirnya tertangkap juga. Kejadian itu menghebohkan seluruh pengunjung yang ada sampai-sampai anak ini di pukuli oleh penjaga toko obat. Dari kejadian itu tiba-tiba datanglah seorang laki-laki pemilik warung makanan yang ada ditempat itu merelai si penjaga toko bermaksud untuk menghentikan memukuli anak kecil itu. Laki-laki ini kemudian memanggil anak perempuannya untuk mengambil beberapa uang dari warung makan miliknya, lalu dibayarkannya obat yang dicuri anak kecil itu kepada penjaga toko obat tersebut. Setelah semuanya sudah beres, laki-laki itu lalu memberikan kantong obat itu kepada anak kecil tersebut ditambah sebungkus makanan dan sup untuknya.

Anak kecil yang tadi mencuri hanya menatap sebentar wajah laki-laki itu, tapi dengan tatapan yang dalam untuk mengingat wajah laki-laki yang telah menolongnya. Tanpa berucap sama sekali sepatah kata ucapan terimah kasih dari bibirnya pada laki-laki itu, anak kecil itu langsung berlari kencang membawa kantong obat dan makanan di tangannya kepada orangtuanya yang lagi sakit. Ternyata laki-laki yang membantu anak itu sudah biasa membantu orang-orang dalam keadaan apapun dan kondisi apapun, bahkan warung makannya sering di datangi pengemis untuk minta makanan. Meskipun demikian laki-laki ini tidak bertambah kaya ataupun menjadi miskin.

Dua puluh lima tahun kemudian laki-laki pemilik warung makanan ini masih tetap dengan usaha warung makan yang dijalaninya bersama anak perempuannya. Nampak terlihat warung makanannya mulai sepi pengunjung karena sering buka tutup akibat laki-laki ini sudah sakit-sakitan dan sering masuk keluar rumah sakit. Hingga suatu ketika datanglah seorang pengemis ke warungnya dan meminta makanan. Tanpa ada rasa penyesalan sedikitpun laki-laki ini langsung memberikan sebungkus makanan pada pengemis itu dengan senyum ramah. Setelah memberikannya tiba-tiba kepalanya pusing dan terjatuh, kepalanya membentur pinggiran meja yang ada disekitar. Anak perempuannya histeris menangis dan orang-orang setempat langsung membawanya ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, tim dokter segera bergerak cepat menanganinya. Anak perempuan semata wayangnya datang ke ruangan dokter untuk mencari informasi apa yang harus dilakukannya dan bagaimana kondisi orangtuanya saat ini.

Setelah dokter mempelajari kondisi pasiennya, dokter mengatakan bahwa pasien harus diambil tindakan operasi secepatnya agar kondisi pasien tidak lekas memburuk. Namun ketika anak ini melihat sodoran kertas berisi sejumlah pembayaran operasi orangtuanya untuk dibayarkan, ia tak sanggup untuk membayar semua itu. Uang tabungan miliknya juga tak cukup, bahkan uang usaha ayahnya dilihat dan dikumpulkan juga tidak mampu membayar biaya operasi dan perawatan untuk ayahnya. Berkali-kali memikirkan dan akhirnya memutuskan untuk menjual rumah sekaligus dengan usaha yang selama ini dijalani bersama ayahnya.

Hari terus berlalu setelah warung makannya di iklankan untuk dijual sudah ada beberapa tawaran namun tidak ada yang sesuai dengan yang diharapkan. Tiba suatu ketika malam terasa panjang ia melihat kondisi ayahnya penuh rasa iba, ia meneteskan airmata hingga terlelap disamping tempat tidur ayahnya di rumah sakit.
Ia kemudian terbangun menatap matahari pagi menyinari dibalik jendela rumah sakit, ia melihat di sebelahnya ada secarik kertas amplop putih berisi surat yang kemudian dibukakannya dan sangat terkejut melihat isi surat didalamnya ternyata menyatakan tagihan rumah sakit sudah lunas dan ada cap stempel rumah sakit. Ada pesan di dalam catatan surat itu yang bertuliskan :

"Biaya rumah sakit sudah lunas terbayarkan 25 tahun yang lalu dengan sekantong obat, sebungkus makanan dan sup".

Setelah ditelusuri, ternyata pemilik rumah sakit itu adalah anak kecil yang dulu mencuri sekantong obat di toko obat yang pernah di tolong laki-laki pemilik warung makanan.

Sahabat pembaca sekalian,.! Kisah diatas memberi pesan moral buat sahabat sekalian bahwa apa yang kita lakukan akan kembali lagi kepada kita. Jika kita menanam nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan, maka nilai kebaikan itu akan kembali kepada kita. Kebaikan dibalas dengan kebaikan, menanam kebaikan hari ini suatu hari kita akan memanen kebaikan itu pula.

Orang-orang sukses juga melakukan hal yang demikian. Mereka melewati prosesnya dengan bersyukur dan sabar, hingga mereka menikmati hasilnya. Ada dua hasil yang diberikan dari apa yang kita tanam, yang pertama berupa hasil tanaman tersebut, dan yang kedua adalah rezeki dalam berbagai macam bentuknya. Rezeki itu bukan hanya berupa materi tapi bisa juga berupa kesehatan, kelancaran usaha, aktivitas, keluarga yang saleh dan saleha, terhindar dari mara bahaya dan lain sebagainya.

Jadi, sahabat sekalian..! Jangan pilih-pilih untuk menanam kebaikan, karena kita tidak tahu kebaikan yang mana yang akan menghampiri kita untuk mencapai apa yang kita impikan.

Semoga bermanfaat,..

No comments:

Post a Comment