BERANI MENGHADAPI RESIKO DAN TIPS MENGHADAPI RESIKO



Seringkali orang dilanda ketakutan ketika menghadapi resiko. Kesalahan terbesar yang dilakukan oleh kebanyakan orang tersebut adalah takut untuk mencoba, dan takut menghadapi peluang yang belum tampak di depan mata mereka. Mengapa hal ini terjadi pada setiap orang? Anda menjadi takut karena Anda berprasangka buruk atau berpikiran negatif, atau mungkin terpengaruh oleh pendapat orang disekitar Anda, sehingga Anda takut menghadapi resiko yang mungkin bakal terjadi. Padahal Anda memahami bahwa takut mencoba sesuatu berarti kehilangan kesempatan untuk berhasil.

Perlu di ingat,.! Sekecil apapun tindakan Anda, selalu mengandung resiko. Meskipun Anda sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan sempurna, selalu ada kemungkinan timbulnya resiko yang tidak Anda inginkan. Antisipasi yang Anda lakukan untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang timbul dari apa yang Anda hadapi, jauh lebih baik daripada Anda tak peduli dengan resiko yang mungkin timbul. Antisipasi itu memberi arti bahwa Anda telah menyiapkan diri untuk menghadapi resiko. Akan tetapi, apabila Anda tidak peduli dengan kemungkinan terburuk yang bisa saja timbul, maka Anda bagaikan orang buta yang tak tahu tentang apa yang ada dihadapannya. Hal ini tentu menempatkan Anda pada resiko yang lebih besar.

Beranikan diri Anda untuk menghadapi resiko dan seluruh situasi yang melibatkan diri Anda.

Ketika Anda memberanikan diri untuk mencoba sesuatu, ada beberapa hal utama yang harus Anda lakukan :
  • Pertama, perkirakanlah sebanyak mungkin resiko yang mungkin akan Anda hadapi
  • Kedua, buatlah keputusan untuk menghadapinya dengan kekuatan yang Anda miliki.
  • Ketiga, Anda harus sepenuhnya menyadari dan mewaspadai bahwa apapun tindakan yang Anda lakukan selalu ada kemungkinan berakhir dengan sebuah kegagalan dan kekalahan.
  • Keempat, tentukan sikap Anda terhadap bobot resiko yang akan dihadapi. Jika Anda merasa resiko itu terlalu berat melebihi apa yang telah Anda persiapkan, sebaiknya Anda tunda saja langkah itu. Sebaliknya, jika Anda yakin bahwa resiko itu lebih kecil dibanding kekuatan Anda, maka lanjutkan rencana Anda.


Anda harus jujur pada diri Anda sendiri tentang kekuatan dan keterbatasan Anda, sehingga secara bijak Anda tahu kapan harus meninggalkan resiko yang terlalu berat, dan kapan menghadapi resiko yang relatif dapat Anda atasi. Kalau Anda telah memperhitungkan kekuatan dan keterbatasan Anda, maka Anda dapat dengan leluasa menentukan situasi apa yang seharusnya Anda hadapi terdahulu. Bagaimanapun, semakin tinggi Anda memanjat tebing, semakin besar resikonya untuk jatuh.

Ketika Anda memutuskan untuk tidak menghadapi situasi yang mengandung resiko jauh lebih besar dari kemampuan Anda, bukan berarti Anda penakut atau pengecut. Justru Anda melakukan langkah yang sangat rasional. Ketika sekawanan perampok datang kepada Anda dengan membawa senjata api lengkap dengan amunisinya, sedangkan Anda tidak memiliki kemampuan ilmu beladiri, dan hanya memiliki sebuah pisau kecil. Maka tindakan Anda untuk menyerah bukanlah tindakan penakut, kecuali Anda memiliki motif yang sangat kuat. Resiko yang Anda hadapi jauh lebih berat dari kemampuan Anda, sehingga Anda akan termaafkan bila memilih tidak berani mengambil resiko melawan.




Resiko yang barat sering menimpa kalangan medis dalam melakukan tindakan medis, kalau pasien tidak diberi tindakan medis, maka ia akan berada dalam situasi yang sangat membahayakan jiwanya. Namun kalau pada pasien itu dilakukan tindakan medis, juga akan mengundang bahaya yang sama. Itu sebabnya, sering seorang dokter mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak keluarga pasien sebelum tindakan medis yang berbahaya itu dilaksanakan. Hal ini dilakukan demi keamanan si dokter agar ternindar dari tuntutan bila terjadi kegagalan.

Pada umumnya sesuai dengan sumpah jabatan pada saat ia memutuskan menjadi dokter, maka dokter manapun sudah seharusnya berani mengambil resiko untuk melakukan tindakan medis sesuai prosedur dan kewenangannya. Namun pada kenyataannya, walaupun ia sudah mati-matian berusaha menyelamatkan jiwa pasien, ternyata jiwa pasien tak tertolong. Resiko lain diluar resiko profesionalnya adalah ia harus menghadapi adanya tuntutan-tuntutan pertanggungjawaban dari pihak pasien sendiri.

Resiko medis yang mungkin terjadi sebagai akibat dari tindakan medis yang dilakukan seorang dokter kepada pasien cukup banyak. Antara lain adalah resiko yang melekat, misalnya rambut rontok akibat pemberian obat pembunuh sel kanker, resiko hipersensitivitas misalnya respon imun yang berlebihan atau menyimpang terhadap masuknya bahan asing atau obat-obatan, resiko komplikasi yang terjadi secara tiba-tiba dan tak bisa di duga sebelumnya seperti adanya emboli air pada saat ibu melahirkan.

Bukan hanya dokter, profesi lain juga senantiasa dihadapkan dengan resiko. Baik itu guru, polisi, tentara, wartawan, buruh, pedagang dan lain sebagainya. Semua aktivitas yang kita lakukan selalu ada resikonya. Berjalan kaki pun ada resikonya, berlari, naik kendaraan, semuanya itu ada resikonya. Bahkan berdiam diri pun ada resikonya. Jadi tidak ada alasan untuk takut pada resiko, karena setiap saat selalu kita berhadapan dengan resiko. Yang Anda perlukan adalah sebuah kejujuran untuk mengakui kekuatan dan keterbatasan Anda yang telah Anda ukur secara proporsional, untuk kemudian mengukur seberapa besar resiko yang akan Anda hadapi, lalu berbuat rasional Selama bobot resiko itu berada dibawah atau setara dengan kekuatan Anda, hadapi saja tanpa keraguan. Namun apabila kekuatan Anda berada dibawah bobot resiko itu, tundalah dulu untuk mengumpulkan dan meningkatkan kemampuan Anda.

Berani menghadapi resiko, bukan berarti berani melakukan tindakan membabi butatanpa perhitungan sama sekali. Berani mengambil resiko berarti berani menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dengan persiapan yang matang.

Berikut ini, ada beberapa tips yang dapat Anda lakukan ketika menghadapi resiko

  1. Tentukan dan kenalilah situasi yang akan Anda hadapi.
  2. Buatlah daftar semua resiko yang mungkin terjadi sebelum hal itu benar-benar terjadi.
  3. Kenali karakteristik resiko dan tentukan strategi untuk menghadapinya. Misalnya, kalau Anda terkena hantaman ombak saat berselancar, jangan panik dan jangan memberontak. Kalau itu Anda lakukan, Anda akan terseret ke dasar laut dan tewas, carilah tempat berlindung  dan tunggu sampai badai reda.
  4. Kenali dan pahami betul kekuatan serta keterbatasan kemampuan Anda yang dapat Anda gunakan untuk menghadapi resiko.
  5. Beranikan diri Anda untuk keluar dari zona aman, dan siapkan diri Anda untuk menerima resiko.
  6. Kuatkan diri Anda dengan berfokus pada pengendalian reaksi Anda. Anda harus tahu kapan saat yang tepat untuk menghadapi resiko dan kapan meninggalkannya.
  7. Tinggalkan resiko jika itu melebihi kemampuan yang Anda miliki, dan hadapi resiko kalau dibawah atau setara dengan kemampuan Anda.
  8. Optimalkan keberanian dan kebenaran serta berorientasi pada resiko tadi. Hadapi resiko dengan konsentrasi tinggi.



No comments:

Post a Comment