Ketika Salah Memilih, Sesal pun Tiada Guna



Sahabat pengunjung,.! Pada artikel sebelumnya penulis sudah membahas tentang hidup adalah pilihan. Perlu diketahui bahwa setiap pilihan mengandung konsekuensi di dalamnya. Lalu, muncul pertanyaan bagaimana bila ternyata Anda salah mengambil pilihan? Salah dalam menjatuhkan pilihan atas berbagai opsi adalah hal yang wajar. Kembali pada hukum manusia bahwa kita adalah manusia biasa yang tidak mungkin terlepas dari yang namanya kesalahan, bukan?
Setiap pilihan memiliki konsekuensinya, baik itu positif maupun negatif. Adapun mana pilihan dengan konsekuensi positif dan mana yang di dalamnya terkandung konsekuensi negatif adalah sebuah misteri. Kita hanya bisa menduga-duga atau memprediksikan serta berharap agar memutuskan pilihan yang tepat.

Bilamana Anda terlanjur menjatuhkan pilihan yang salah, maka Anda tidak usah khawatir. Anda mungkin menyesal dengan keputusan Anda dimasa lalu. Rasa sesal itu datang bersamaan dengan sesak di dada. Anda mungkin akan menangisi, marah terhadap diri sendiri atau bahkan berteriak sekuat mungkin untuk menghilangkan strees. Namun, pahamilah bahwa penyesalan itu bukanlah solusi akhir dari masalah Anda. Penyesalan justru hanya akan menambah dan memperumit masalah. Ada sebuah ungkapan bijak dari seorang tokoh mengungkapkan, "Menyesal sama seperti mengejar bayangan Anda sendiri. Semakin dikejar, maka Anda kian jauh dari jalan keluar".




Berikut ini ada beberapa hal dapat penulis berbagi pada Anda, yang dapat Anda lakukan bila salah dalam mengambil pilihan hingga berujung pada penyesalan.

Pertama, Sadarilah bahwa waktu tidak mungkin di ulang kembali.
Ini adalah cara efektif untuk menghapus rasa sesal dalam dada akibat Anda salah mengambil pilihan. Saat rasa sesal datang, setiap orang pasti ingin memutar waktu. Sayangnya, tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat kembali ke masa lalu. Waktu ibarat kuda yang berlari dimalam hari. Sekali kuda itu melangkahkan kakinya, ia tak bisa lagi berjalan mundur. Oleh karena itu, jalan terbaik mengatasi rasa sesal di hati akibat salah memilih adalah menyadari bahwa hal yang sudah terjadi biarlah berlalu. Kemudian, berusahalah semaksimal mungkin untuk memperbaikinya.
Sebuah ungkapan bijak mengatakan, " "Karena waktu tak bisa diputar kembali, maka jalanilah apa yang ada didepan Anda saat ini".

Kedua, Memaafkan diri sendiri.
Anda harus berusaha memaafkan atau berdamai dengan diri sendiri. Meskipun pilihan Anda salah. Anda tak perlu menghukum diri Anda sendiri hingga membuat situasi semakin terpuruk. Maafkanlah diri Anda sendiri dan kuatkan tekad untuk bangkit dan berlari kembali. Pilihlah opsi yang tepat dan lebih baik daripada sebelumnya.
Ada sebuah ungkapan bijak mengatakan, "Memaafkan diri sendiri berarti menyesali kesalahan. Maaf itu mengobati hati dan mendamaikan diri".

Ketiga, Berdamai dengan kesalahan dan menerima semua resikonya.
Pilihan yang salah akan membuahkan konsekuensi negatif atau buruk. Namun demikian, manusia adalah makhluk yang tak pernah luput dari yang namanya salah dan dosa. Sudah menjadi tabiat manusia untuk berbuat salah. Hanya saja, manusia yang baik bukan berarti tidak pernah berbuat salah, melainkan segera menyadari kesalahan itu dan memperbaiki diri. Oleh karena itu, Anda hendaknya dapat berdamai dengan kesalahan Anda dan menerima apapun resikonya.
Sebuah ungkapan bijak, "Tidak ada yang salah dari berharap. Kesalahan adalah saat Anda tidak siap menerima resiko terburuknya".

Keempat, Masih ada banyak kesempatan.
Sadarilah bahwa kesempatan masih terbuka lebar di hadapan Anda. Jika sekarang Anda berbuat salah, maka perbaikilah agar esok Anda tidak terjerumus pada hal yang sama. Ingatlah bahwa masih ada banyak pilihan yang bisa Anda putuskan. Jadi, jangan terus-menerus larut menyalahkan diri sendiri atas pilihan yang keliru.

Inilah beberapa hal yang perlu Anda lakukan agar Anda tidak terjerumus pada masalah yang lebih rumit. Sekali lagi manusia memiliki kebebasan untuk mengambil pilihan dalam hidup. Namun, siapa pun tak pernah tahu apakah pilihan yang diambilnya itu baik atau buruk. Kita hanya bisa berharap mengambil keputusan yang terbaik. Begitu pula dalam menentukan solusi dalam menyelesaikan suatu persoalan. Kita hanya bisa menduga-duga atau memprediksikan bahwa apa yang dipilih, benar-benar efektif atau justru sebaliknya.




No comments:

Post a Comment